Pagi ini tepatnyanya di sebuah cafee Yume dan Ardi ingin membicarakan
tentang kepergian Yume ke Jepang. Yume dan Ardi adalah sepasang kekasih sejak
SMP hingga lulus SMA. Yume memutuskan untuk kuliah di Jepang agar bisa bersama
orang tuanya. Yume lahir di Jepang dan dia di Indonesia bersama Pamannya yang
bernama Deffan. Sejak bertemu dengan Ardi saat SMP Yume seperti memiliki
keluarga baru, keluarga Ardi sangat baik padanya. Dia tinggal tak jauh dari
rumah Ardi. Tetapi, sejak SMA kelas 2 hubungan mereka memburuk. Selalu terjadi
perselisihan di antara mereka. Setidaknya seminggu 3 kali mereka berselisih dan
itu membuat hubungan mereka semakin renggang. Sebenarnya Yume dan Ardi saling
mencintai, maka dari itu walau serenggang apa-pun hubungan mereka, itu bukan
berarti kisah cinta mereka harus berakhir. Namun, rasa sabar juga ada batasnya,
seperti hari ini.
“Sudahku bilang jangan sering datang ke tempat itu! Tempat itu di penuhi
orang-orang tidak baik!” Ardi marah pada Yume. “Omong kosong! Disana tidak ada
orang jahat atau apa-pun, aku merasa sangat nyaman berada disana. Terutama
karena ada Risa yang selalu memberikanku motivasi untuk terus melanjutkan hubungan
ini!” Balas Yume yang tidak kalah kesal. “Jadi, kamu ingin hubungan kita
berakhir disini?” Ardi sudah tidak bisa menahan amarahnya. “OK JIKA ITU MAU
KAMU, KITA PUTUS!” Ucap Yume sambil memukul meja. “Kamu memang sangat sulit di
beritau. Tempat itu adalah club malam, tempat yang tidak seharusnya di datangi
olehmu,” “Sudah diam, jangan urus lagi kehidupanku, kita sudah berakhir! Besok
aku akan pergi ke Jepang, mulai besok aku akan tinggal bersama keluargaku
disana dan takkan kembali lagi kesini, selamat tinggal!” Yume langsung
meninggalkan Ardi sendiri.
Ardi tidak menyasal saat hubungannya dengan Yume berakhir, dia malah
tersenyum dan merasa bebas dari ke egoisan Yume. Namun, disisi lain hati
kecilnya sangat sakit. Pembicaraan tentang kepergian Yume-pun dalam sekejap di
lupakan.
*******
“Siang tadi adalah saat terakhirku bertemu dengan Ardi. Besok aku harus
meninggalkan Negara ini, ya walau disini sangat nyaman tapi semua sudah
berakhir. Sudah tidak ada yang bisa ku pertahankan di Negara ini. Apa Ardi akan
kesepian saat aku tidak ada?” Sebelum tidur Yume memikirkan Ardi, sebenarnya
dia sangat menyesal telah mengakhiri hubungannya. Dia masih sangat mencintai
Ardi namun, di samping itu dia tidak suka di atur-atur walau dia tau itu semua
demi kebaikannya. Yume merasa punya kehidupan, jadi tidak boleh ada yang
mengaturnya bahkan ketika dia salah jalan dia tidak ingin ada yang
mengganggunya. Disinilah peran Ardi, dia sudah berkali-kali membawa Yume dari
sesuatu yang salah. Namun, kali ini Ardi sudah lelah untuk membawa Yume
kembali.
“Aku sudah tidak punya alasan untuk kembali setelah pergi. Padahal aku
masih ingin kembali kesini jika ada waktu luang. Apa aku masih bisa kembali ke
Negara ini suatu saat nanti?” Yume masuk lebih dalam kealam pikirannya. Dia
berusaha mencari alasan yang kuat agar suatu saat bisa kembali lagi ke Negara
ini. *******
“Huuuuh . . . , ternyata hanya sampai disini hubunganku dengannya. Aku kira
kita akan terus bersama hingga menikah nanti. Huuh, yasudahlah!” Ardi tidak
ingin terlalu memikirkan masalah ini, baginya kalau sudah berakhir ya berakhir,
tidak perlu ada penyesalan.
“Apa mungkin suatu saat nanti Yume akan kembali ke Indonesia, atau dia
tidak akan kembali lagi? AARRHH . . . . Kenapa aku memikirkannya lagi, bukankah
aku seharusnya senang bisa bebas dari wanita egois seperti dia?” Pada
kenyataannya Ardi tidak bisa kehilangan Yume, dia telah membohongi perasaannya
sendiri.
Hingga Ardi tertidur saat memikirkan Yume.
*******
Hari ini Yume akan meninggalkan Indonesia, dan Ardi sedang sibuk dengan
persiapan pindah ke tempat Kos. Dia memilih kuliah di tempat yang jauh dari
rumah, maka dari itu dia harus mencari tempat tinggal disana.
Pikiran Ardi tidak menentu, dia selalu memikirkan Yume. Dia ingin sekali
bertemu dengan Yume untuk yang terakhir kalinya namun, pada akhirnya dia tidak
bisa karena kesibukannya.
Tiba-tiba ada SMS dari seseorang, “Selamat tinggal, jangan lupa nanti
setelah pindah makan-makanan yang seimbang, kalau bisa masak sendiri biar tidak
beli makanan cepat saji, karena itu tidak sehat !” Pesan terakhir dari Yume.
Setelah mendapat SMS itu Ardi meneteskan air matanya. Pada akhirnya dia bisa
jujur pada perasaannya. Ardi segera ke bandara untuk menemui Yume, dia ingin
sekali mengatakan bahwa dia tidak ingin kehilangannya, Ardi ingin terus bersama
Yume selamanya.
Ardi segera memacu kecepatan mobilnya melebihi batas. Saat di jalan Tol dia
tidak pernah menginjak Rem. Ardi tidak ingin telat, dia ingin bertemu dengan
Yume untuk yang terakhir kalinya.
Hingga Ardi sampai di bandara dan segera mencari pesawat menuju Jepang.
“Yume . . . Yume . . . Yume . . . Kamu dimana? Yume, kamu dimana?” Ardi
terus mencari sambil berbicara dalam hati.
“Oia, lebih baik mengirim SMS padanya.” Ardi mengirim pesan agar dia tau
dimana Yume. Setelah pesan terkirim, selang 1 menit Yume membalasnya. “Aku akan
segera berangkat, sudah tidak perlu mencariku lagi!” Balasan dari Yume membuat
Ardi mencarinya lebih cepat.
“Cih, kenapa dia membalas SMS ku seperti itu? Apa dia tidak tau jika aku
sangat ingin bertemu dengannya, apa dia tidak sadar jika aku sangat
mencintainya? Yume, YUME . . . !” Ardi berbicara dalam hati.
Di saat-saat terakhir Ardi melihat seseorang yang mirip sekali dengan Yume,
orang itu akan menaiki pesawat. “Itu pasti Yume, kenapa dia harus pergi tanpa
berpamitan langsung kepadaku? Apa aku sudah terlalu berlebihan mengekangnya
sampai-sampai dia tidak ingin bertemu lagi denganku? Yume, ku mohon lihatlah
aku disini!” Ardi semakin sedih saat Yume sudah menaiki tangga pesawat namun,
sebelum Yume memasuki pesawat dia melihat kearah Ardi. Terlihat wajah Yume
sangat senang saat dia melihat Ardi disana. Yume memberikan senyuman selamat
tinggal untuk Ardi lalu setelahnya dia pergi.
Tiba-tiba Ardi tidak kuat menahan bobot tubuhnya, dia terjatuh. Hatinya
benar-benar hancur saat orang yang sangat dia sayangi pergi meninggalkan
dirinya. Tapi, Ardi sedikit senang, karena di akhir tadi Yume masih sempat
memberikan senyuman untuknya.
Ardi-pun pulang sambil membawa kekecewaannya, baginya cinta itu hanya untuk
Yume, jika bukan Yume maka tidak ada wanita lain yang akan memiliki cintanya.
Yume adalah satu-satunya, tidak tergantikan.
Awal mereka bertemu saat Yume terjatuh dari sepeda. Saat itu Yume kesekolah
dengan sepeda. Dengan besar hati Ardi menghampirinya dan ternyata ban sepeda
Yume bocor. Tanpa meminta imbalan Ardi membawa sepeda itu dan menghibur Yume.
Ardi mengantarkan Yume sampai bengkel dan menemainya sampai sepeda itu selesai
di tambal. Dari sanalah mereka mulai saling kenal dan semakin lama hubungan
mereka sangat dekat. Dan ternyata tempat tinggal mereka tidak jauh. Akhirnya
Yume dan Ardi pulang bersama.
Di rumah Ardi menghentikan persiapannya, dia merasa sangat lemas untuk
mengangkat barang-barangnya.
*******
Malam harinya saat Ardi dan keluarga berkumpul menonton TV, ada sebuah
berita yang sangat mengejutkan.
“Terjadi kecelakaan pesawat, tepatnya pukul 13.00 WIB. Pesawat dengan nomer
penerbangan B231L6 mengalami kerusakan mesin saat ada seekor burung yang masuk
dalam mesin pendorong (Itu loh yang ada di sayap pesawat, yang ada 4. Saya
menyebutnya mesin pendorong :D). Pesawat terjatuh di hutan Kalimantan, sampai
saat ini belum ada 1 korban yang di temukan namun, ada beberapa paspor yang
berhasil di temukan di sekitar jatuhnya pesawat. Yang pertama paspor milik Hendri
siregar, lalu yang kedua milik Kokoro Yume ( kalo bahasa Indonesia di baca Yume
Kokoro) . . . ,” Seketika Ardi meneteskan kembali air matanya.
Orang tua Ardi juga tau jika itu adalah Yume kekasih anaknya. Seketika
orang tua Ardi berusaha menenangkan Ardi dan menyuruhnya untuk kekamar agar
bisa menenangkan diri.
Ardi sangat terpukul dengan kejadian ini, baru tadi siang dia melihat
senyuman itu, dan sekarang senyuman itu sudah musnah. “AAARRRHHH . . . . . . !”
Ardi melepas semua kesedihannya dengan berteriak. Baginya semua sudah berakhir,
semua sudah selesai sampai disini. Yume yang sangat dia sayang telah pergi
untuk selama-lamanya. Sekarang Ardi merasa hidup sudah tidak berarti lagi
setelah Yume pergi. Entah apa yang akan dia lakukan selanjutnya, semua masih
akan berlanjut, yang pasti Ardi tidak akan melakukan hal konyol seperti bunuh
diri.
*******
Keesokan harinya Ardi pergi menuju tempat kos yang sudah dia pesan.
Kesedihan tidak boleh membuatnya berhenti menggapai impian, dia tetap pergi dan
berusaha melupakan apa yang sudah terjadi. Walau berat, tidak ada pilihan lain
selain terus menjalani hidup tanpa Yume.
*******
4 Bulan sudah berlalu namun, Ardi tidak bisa melupakan Yume begitu saja.
Dia masih terbayang semua tentang Yume mulai dari tawanya, senyumnya, saat
marah, saat senang, saat sedih, semua masih teringat jelas dalam ingatan Ardi.
Semua kata-kata manjanya masih tersimpan rapih dalam hati. Kenyataan memang
pahit, tapi itulah yang membuat seseorang menjadi lebih kuat.
*******
Di kampus Ardi mendapatkan cukup banyak teman, dia berfikir dengan
memperbanyak teman mungkin bisa sedikit mengobati rasa rindu di hati.
“Woy, hari ini gua main kerumah lu ya, boleh kan?” Tanya Bima. “Kalau mau
dateng ya tinggal dateng! Kalo perlu bawa yang lainnya!” Saran Ardi. “Ok,
tunggu bentar gua panggilin dulu!” Pinta Bima.
Sambil menunggu yang lainnya Ardi melihat-lihat foto Yume yang ada di
HP-nya. Ardi-pun masih menyimpan semua pesan terakhir dari Yume, dia berencana
tidak akan menghapus pesan itu sampai kapan-pun.
15 menit kemudian teman-temannya datang. “Ayo berangkat!” Ajak Rafli. “Ok!”
Kata yang lainnya bersamaan. “Inget ya, jangan bikin berantakan! Semua udah gua
beresin jadi jangan di berantakin!” Ardi. “Ya gua kok kehidupan anak kos,
ngelakuin semuanya sendiri. Tenang aja, kalau berantakan kita beresin
bareng-bareng!” Balas Jevi. “Terserahlah!” Ardi langsung pergi keparkiran.
*******
Setibanya di depan rumah, Ardi mencium bau masakan yang terasa sangat enak.
Saat pintu di buka, tidak ada siapa-siapa. Walau tempat kos, ini termasuk
kos-kosan yang besar atau bisa di seperti rumah ukuran sedang dan tentunya
bayarnya-pun mahal. Ardi memeriksa dapur untuk memastikan semua baik-baik saja.
“Masuk aja dulu!” Ardi mempersilakan temannya masuk.
Saat di daput Ardi kaget bahkan hampir berteriak, tapi pada akhirnya Ardi
bisa menahan diri dan bertanya, “Kenapa kau ada disini?” “Emang kenapa kalau
aku ada disini?” “Bukankah kamu sudah . . . ,” ucapan Ardi dipotong, “Kamu mau
aku mati?” “Bukan begitu, apa kamu selamat dari kecelakaan pesawat itu?”
“Entahlah!” “Lalu bagaimana kamu masuk kesini dan bagaimana kamu tau aku ada
disini?” “Pintu belakang enggak di kunci, aku tau karena aku sering lihat kamu
dari jauh,” “Apa ini bukan mimpi?” Ardi semakin bingung namun disisi lain
sangat bahagia saat Yume ada di hadapannya. Yume langsung menampar Ardi,
“Sakit, kenapa kamu nampar aku?” “Bukan mimpi kan! Kalau mimpi pasti tidak
sakit,” kata Yume sambil tersenyum. Seketika Ardi memeluk Yume dengan sangat
erat, dia sangat merindukan wanita ini.
Saat memeluk Yume Ardi berkata dalam hati “Aku tidak akan melepaskanmu
lagi, tidak akan ku biarkan kau pergi dari hidupku untuk yang kedua kalinya!”
“Ardi sudah, nanti masakannya gosong loh!” Pinta Yume. “Maaf!”
“Sudah-sudah, itu teman kamu nungguin!” “Iya, aku kesana dulu!”
Ardi kembali ke temannya berada, dengan senyum yang terpasang pada wajahnya
membuat teman-temannya bingung. “Di, lu kenapa?” Tanya Jevi. “Enggak apa-apa!”
“Kayanya ada yang enggak beres nih, biar gua lihat di dapur ada apaan!” Bima
langsung meluncur ke dapur. “Jangan!” Ardi telat menghentikan Bima.
Saat di dapur Bima sangat kaget saat melihat wanita yang sangat cantik
sedang memasak, “Wooy Di, ini siapa, ade atau kakak?” Tanya Bima. “Itu . . . ,
itu kakak gua!” Jawab Ardi sambil membuang muka. “Kenapa enggak mirip? Terus
kenapa kakak lu kaya orang jepang, lihat aja kulitnya, mukanya, beda jauh sama
lu!” Bima kurang yakin. Tak lama yang lainnya datang kedapur karena penasaran.
“Ada apaan?” Tanya Rafli sebelum melihat Yume.
“Ii . . . , iitu siapa Di?” Tanya Rafli sambil menelan ludah. “Katanya itu
kakaknya!” Jawab Bima. “Enggak mungkin ah, coba tunjukin foto keluarga lu!”
Pinta Jevi.
Seketika wajah Ardi jadi bingung namun, tiba-tiba Yume mengeluarkan sesuatu
dari dompetnya. “Ini foto keluarga kita!” Yume langsung memberikan foto itu.
Sebenarnya foto itu di ambil waktu Ardi dan Yume lulus SMP, di ambil di sebuah
tempat hiburan. Saat itu Yume di ajak orang tua Ardi jalan-jalan, dan mereka
sempat berfoto bersama.
“Jadi beneran, huuh gua kira ini pacar lu,” kata Bima sambil mengelus dada.
“Emang kenapa kalau dia pacar gua?” Tanya Ardi. “Ya kenapa ya? Kita kan sesama
jomblo, gua ngerasa di khianatin aja kalau lu punya pacar, apalagi pacarnya
cantik kaya kakak lu gini, sakitnya tuh disini!” Jawa Bima sambil memegang
dadanya. “Bener tuh kata Bima, kalau salah satu dari kita punya gebetan atau
pacar, ya setidaknya konfirmasi dulu biar enak aja!” Usul Rafli. “Ya terserah
aja!” Balas Ardi. “Sudah-sudah, sebentar lagi makanannya siap. Tunggu ya!”
Pinta Yume. “Wah beneran nih kita bisa makan disini?” Tanya Jevi. “Boleh dong,
tunggu sebentar lagi, jangan ngumpul di dapur!” “Hai Onee-san (Siap Kak)!”
Balas yang lainnya.
Mereka memanggil Yume Onee-san karena Yume mirip orang Jepang, jadi mereka
memanggilnya begitu.
Akhirnya makanan siap dan mereka semua memakannya dengan senang hati. Bima,
Rafli, dan Jevi memuji terlalu berlebihan tentang masakan Yume, memang
masakannya sangat enak namun pujian mereka sudah berlebihan.
Tanpa terasa kami telah melakukan banyak hal dan hari sudah mulai gelap,
“Kalau begitu kita pulang dulu ya!” Bima dan yang lainnya pulang. “Ok,
hati-hati di jalan!” Balas Ardi. “Siap, besok kayanya bakal main lagi kesini,
gapapa kan?” Jevi. “Dateng aja, enggak ada yang ngelarang!” Jawab Ardi. Setelah
mereka pulang tinggal-lah Ardi bersama Yume, tiba-tiba Ardi meragukan jika dia
benar-benar Yume. “Ah Yume, bukannya kamu kuliah di Jepang?” Tanya Ardi.
“Kulaih ya? Aku lagi liburan!” Jawabnya. “Hah, liburan? Kalau begitu waktu itu
kamu naik pesawat dengan nomer penerbangan berapa?” tanya Ardi yang semakin
penasaran. “Nomernya B231L5, emang kenapa sih?” Yume semakin bingung. “Kalau
begitu jawab pertanyaan ku ini! Saat pertama kali kita bertemu, apa yang aku
lakukan padamu?” “Pertanyaannya gampang, aku masih ingat semuanya. Saat itu aku
jatuh dari sepeda dan kamu datang untuk menolongku. Kamu menemaniku membawa
sepeda ke bengkel dan kembali menemaniku sampai sepeda selesai di tambal. Apa
jawabanku salah?” “Enggak, jawabkan benar!”
“Jadi dia benar-benar Yume tapi, saat itu aku yakin jika dia menaiki
pesawat dengan nomer penerbangan B231L6. Karena paspor yang di temukan itu ada
nama dan fotonya. Tidak mungkin salah! Sebenarnya apa yang sudah terjadi,
kenapa kenyataan seketika berubah drastis? Yume yang ku cinta ada disini, tapi
seharusnya dia sudah tidak ada! Kalau begitu aku harus melihatnya sekali lagi,
hanya untuk memastikan jika Yume yang ku kenal menaiki pesawat dengan nomer
penerbangan B231L6 bukan B231L5!” Kata Ardi dalam hati.
Malam ini Ardi tidur di ruang tamu dan Yume tidur di kamarnya namun, Ardi
tidak tidur, Dia menyalakan Laptop dan melihat video yang dia simpan tentang
kecelakaan pesawat 4 bulan yang lalu. Dia masih menyimpan video saat paspor
Yume di temukan. “Dengan begini semua akan terungkap!” Ardi sangat yakin jika
Yume sudah tidak ada dan Yume yang ada disini adalah Yume palsu.
Saat Ardi melihat video itu, “Ternyata benar, itu adalah paspor Yume.
Wajahnya sangat mirip dan saat itu aku menemaninya membuat paspor jadi aku tau
foto yang di gunakan untuk paspornya. Lalu, siapa Yume yang ada disini, kenapa
dia bisa tau tentang pertemuan pertamaku dengan Yume yang asli? Apa dia ingin
mempermainkan perasaanku karena dia tau aku cinta mati pada Yume, jika memang
begitu tidak akan ku biarkan dia melakukan hal itu!”
*******
“Pagi Ardi!” Sapa Yume. “Oh, pagi!” Balas Ardi. “Hari ini kamu liburkan,
bagaimana kalau kita jalan-jalan, aku ingin jalan-jalan!” Pinta Yume. “Aku
sedang malas, hari ini aku ingin istirahat!” “Aaah, pokoknya harus nemenin! Kalau
enggak aku pergi aja dari sini dan kita enggak akan pernah ketemu lagi!”
“Terserahlah!” Balas Ardi dengan nada datar, dan seketika saat Yume mendengar
jawaban itu, “Jadi memang benar kamu sudah tidak mencintaiku, padahal aku
sangat mencintaimu bahkan sampai saat ini. Sudah lama aku tidak bertemu
denganmu dan saat aku mendapat kesempatan kedua untuk bertemu denganmu, kamu
mengatakan hal sekejam itu padaku. Setelah melewati jalan yang penuh dengan api
dan kegelapan aku berhasil keluar. Dan ternyata hasil dari kerja kerasku, ini
balasan darimu. Baiklah, baiklah jika ini mau mu, mulai sekarang kita tidak
akan pernah bertemu lagi!” Yume mengatakan itu sambil menangis.
Seketika saat melihat Yume menangis Ardi merasakan 1 hal, “Dia benar-benar
seperti Yume tapi, aku tidak mengerti apa yang dia katakan? Huuhh nanti juga
kembali sendiri, dia tidak mempunyai uang untuk makan, kemarin dompetnya kosong
hanya ada foto itu, nanti pasti pulang kalau lapar!” Ardi terlihat sangat
santai.
*******
Pagi sudah berganti dengan malam dan Yume belum kembali. Ardi mulai cemas,
walau Ardi yakin dai bukan Yume, Ardi tidak bisa membiarkan seorang wanita
sendirian dan kelaparan diluar sana. Rasa cemas sudah memuncak, Ardi mulai
mencarinya. “ARRRHH, kemana dia, kenapa masih belum kembali?”
2 jam sudah berlalu setelah Ardi mencarinya, dia tidak bisa menemukan Yume
dimana-pun. Sekarang sudah jam 10 malam dan Yume belum di temukan. Ardi semakin
cemas dan merasa sangat bersalah. Hingga saat Ardi pergi kesebuah lapangan bola
(Lapangan bola biasa, bukan di stadion :D), dia melihat Yume duduk di sebuah
bangku namun ada yang aneh saat Ardi mendekatinya.
“Yume, jadi kamu benar-benar Yume?” Ardi berusaha memastikan semuanya
sebelum terlambat. “Ardi! Jadi kamu masih belum percaya jika aku Yume. Kalau
begitu apa yang harus ku lakukan agar kamu percaya, aku sudah tidak memiliki
banyak waktu?” Tanyanya. “Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Jelaskan
semuanya!” Pinta Ardi saat melihat kaki Yume sudah menghilang. “Baiklah,
sebenarnya aku memang sudah mati. Tapi aku tidak tau kenapa masih bisa kembali
ke dunia ini. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa menyentuh barang layaknya
manusia hidup. Bahkan, aku memiliki bayangan yang seharusnya tidak di miliki
orang yang sudah mati. Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku. Maka dari
itu aku berusaha mencarimu dan akhirnya aku menemukanmu disini. Tapi, baru saja
aku bertemu denganmu dan sekarang kita harus kembali berpisah. Ardi, aku sangat
mencintaimu dan aku tidak ingin kamu terus terjebak pada masalalu. Jika kamu
juga mencintaiku tolong lupakan semua tentang diriku dan mulailah hidup yang
baru lalu cari cinta yang lain!” Jelas Yume.
Sekarang pinggang Yume mulai menghilang. Seluruh tubuhnya mulai menghilang
dengan perlahan.
“Yume, YUMEEE . . . !” Ardi langsung memeluknya. “Yume, aku tidak akan
membiarkan mu pergi lagi. Katakan, apa yang bisaku lakukan agar kamu tidak
pergi lagi, katakan!” Pinta Ardi. “Tidak ada yang bisa kamu lakukan, sekarang
sudah waktunya,” “Tidak, pasti ada yang bisa ku lakukan untukmu, pasti ada!”
Ardi terlihat sangat tertekan. “Ardi, tolong tinggalkan aku sendiri, aku tidak
ingin kamu melihat aku mati, tolong pergi dari sini!” Pinta Yume. Sekarang
hanya tertinggal setengan badan dan kepala dari Yume.
Tanpa pikir panjang Ardi mencium bibir Yume, ini adalah cimuman pertama
Ardi dan Yume. Setelah menciumnya dalam waktu yang singkat Ardi sempat melihat
tubuh Yume kembali lengkap namun, itu hanya sekejap. “Ardi, terimakasih.
Sayounara (Selamat tinggal)!”
“Yume, YUME, YUMEEE . . . !” Tubuh Yume sudah lenyap seutuhnya, Yume pergi
tepat di hadapan kekasihnya. Seketika Ardi tidak dapat menahan tubuhnya, dia
terjatuh dan air mata membasahi pipinya.
“YUMEEEE. . . . !”
Setelah itu Ardi sukses pingsan di lapangan ini.
*******
Saat pagi sudah datang, “Yume, dimana Yume?” Dia reflek memanggil nama
Yume. Sekarang Ardi berada di dalam kamarnya, “Kenapa bisa ada dikamar?
Bukannya ada di lapangan?” Ardi sedikit bingung. “Apa semua hanya sebuah mimpi
tapi, kejadian itu seperti nyata.”
Tiba-tiba, “Pagi Ardi, aku bawakan bubur untuk sarapan!” Yume masuk
kekamarnya sambil membawa bubur. “Yu me ?” “Ada apa? Oia semalam aku yang
menggendongmu dari lapangan sampai rumah, untung tetangga tidak ada yang
melihat saat aku membawa kamu!” “Jadi, semalam itu bukan sebuah mimpi. Kalau
begitu kenapa kamu bisa ada disini?” Ardi semakin bingung. “Jelas untuk meminta
pertanggung jawaban kamu karena sudah menciumku. Sebagai gantinya aku mau hari
ini kita jalan-jalan!” Pintanya. “Bukan begitu, maksudku bukankah malam itu
kamu sudah menghilang?” “Ya aku memang sudah menghilang malam itu namun, aku
bisa kembali lagi karena sesuatu yang tak pasti!” “Apa karena aku menciummu?
Soalnya saat aku menciummu, tiba-tiba saja dalam waktu yang singkat aku sempat melihat
semua bagian tubuhmu kembali lagi, apa memang karena ciuman kamu bisa tetap
disini?” “Entahlah, yang pasti sekarang aku mau jalan-jalan, ajak aku ke tempat
hiburan! Aku mau main!” “Tapi, nanti ya! Sekarang aku dalam kondisi bingung.
Dan semua badan terasa sangat lemas,” “Ok, tetapi harus hari ini paling lambat
kamu ngajak aku jam 1 nanti!” “Iya-iya, kamu sudah sarapan?” “Sudah, yaudah
kamu sarapan dulu!” “Iya!”
Betapa kaget Ardi saat melihat Yume kembali lagi. Perasaan senang dan
bingung menjadi satu. Sekarang Ardi sudah sangat yakin jika dia adalah Yume
kekasihnya tetapi, Ardi masih bingung dengan apa yang sudah terjadi padanya,
kenapa dia bisa kembali lagi ke dunia ini dan kenapa dia bisa menjadi seperti
manusia normal? Semua pertanyaan itu masih belum bisa di jawab olehnya, mungkin
dengan berjalannya waktu Ardi akan menemukan jawabannya.
********
Siang harinya Ardi sudah siap membawa Yume pergi ketaman hibuaran, entah
berapa uang yang akan dia habiskan untuk memuaskan hati Yume. Ardi sangat
khawatir akan kondisi keuangannya sejak Yume datang, karena dia harus membeli
bahan makan lebih untuk dirinya dan Yume.
“Nanti jangan kebanyakan mainnya ya, soalnya uang ku tinggal sedikit!” Ardi
mengingatkan. “Aku tau kok, yang penting aku mau naik itu!” Yume menunjuk ke
Roller Coaster. “Apa kamu yakin?” Ardi sedikit takut karena dulu memiliki
pengalaman pahit saat menaiki mainan itu. “Aku yakin, Ayuk!” Yume menarik
tangan Ardi.
Saat sudah duduk di bangku, Ardi menyempatkan diri untuk berdoa agar
pengalaman pahitnya tidak terulang lagi.
Roda-pun mulai berputar, dan di kecepatan maksimal saat menukik tajam Ardi
tidak kuat lagi, dia pingsan.
*******
“Ardi . . . Ardi bangun!” Yume berusaha membangunkan Ardi. Mereka berada di
ruang staff taman hiburan ini. “Eeeh . . . Kenapa kepala ku sangat pusing,
sebenarnya apa yang terjadi dan dimana ini?” Tanya Ardi yang bingung dengan
tempatnya berada. “Kita ada di ruang staff, tadi mereka membawamu kesini. Sudah
3 jam kamu pingsan. Aku sangat khawatir!” Ucap Yume sambil mengeluarkan air
mata. “Sudah-sudah tidak perlu menangis lagi, aku tidak apa-apa!” “Kenapa kamu
tidak bilang kalau takut naik permainan itu?” “Karena aku tidak ingin membuatmu
kecewa,” “Kenapa kamu hanya memikirkan aku, seharusnya kamu juga memikirkan
dirimu sendiri!” “Sudahlah, mumpung masih disini apa lagi yang kamu inginkan?”
Tanya Ardi sambil mengusap kepala Yume. “Aku mau pulang aja! Kalau aku tau
pergi ketampat ini akan membuatmu pingsan aku lebih memilih dirumah,” “Tidak
perlu merasa bersalah, ini bukan salah mu! Yasudah kita pulang, tapi jangan
nangis lagi ya!” “Iya.”
*******
Di perjalanan Ardi mendapat telfon dari salah satu teman kampusnya. Ardi di
minta datang sekarang karena ada urusan yang penting.
“Hmmm kita ke kampus dulu ya, aku di panggil. Nanti kamu tunggu di kantin
aja ya!” “Jangan lama-lama ya, soalnya aku paling benci di suruh nunggu lama!”
“Aku tau itu, yasudah nanti kamu tunggu di kantin, kalau mau beli makanan beli
aja, bilang nanti Ardi yang bayar!” “Sip.”
*******
Di kampus karena Yume tidak betah berada di satu tempat, dia pergi
mengelilingi kampus dimana Ardi belajar. Dan, tanpa sengaja Yume melihat Ardi
bersama seorang perempuan yang cukup cantik. Yume dapat mendengar apa yang
mereka katakan karena Yume tepat di sebelah mereka, hanya terhalang tembok.
“Jadi untuk bahan presentasi, yasudah nanti aku kasih bahan yang cocok
untukmu!” Kata Ardi. “Makasih, kamu memang baik. Enggak salah kalau aku milih
kamu,” balas orang itu. “Apa maksudmu memilihku?” Tanya Ardi. “Tidak perlu
pura-pura tidak tau maksudku. Sebenarnya aku tau dari saat masuk ke kampus kamu
selalu memperhatikanku, bahkan jika tidak sengaja bertemu kamu melihatku dengan
tatapan yang cukup tajam. Aku dapat menyimpulakan kalau kami cinta sama aku,
maka dari itu aku mau kok jadi pacar kamu!” Ucapannya membuat Ardi kaget, dia
benar-benar salah paham akan maksud Ardi memperhatikannya.
Di sisi lain Yume kaget saat mendengar hal ini, dia berfikir jika Ardi
sudah mencintai wanita lain.
“Eeeh Fina, bukan begitu, hmmm gimana ya ngejelasinnya,” Ardi bingung harus
menjelaskannya dari mana. “Sudah, enggak perlu malu-malu gitu, aku mau kok jadi
pacar kamu. Berarti mulai hari ini kita jadian!” Wanita yang bernama Fina itu
langsung memeluk Ardi dan Yume melihat apa yang dia lakukan pada Ardi. Seketika
Yume pergi meninggalkan tempat ini, entah kemana dia akan pergi. Hatinya
benar-benar hancur saat tau Ardi sudah mencintai wanita lain selain dirinya.
*******
Ardi kembali ke kantin, “Kemana Yume pergi?” “Maaf Pak, wanita yang tadi
bersama saya disini pergi kemana ya?” Tanya Ardi pada penjaga kantin. “Oh, tadi
dia pergi katanya sih mau keliling kampus,” “Makasih Pak!”
Ardi segera mencari Yume namun, sudah seluruh kampus dia cari dan Yume
tidak di temukan. Ardi sudah bertanya pada beberapa orang dan hasilnya mereka
tidak melihat Yume. “Apa jangan-jangan Yume telah menghilang seperti malam itu.
Kalau begitu bagaimana ini?” Ardi mulai panik.
“Maaf ganggu, kalian lihat wanita menggunakan baju pink yang ada tulisan
You and Me?” Tanya Ardi pada beberapa orang yang sedang ngobrol di depan pintu
keluar. “Oh, tadi kalau tidak salah dia keluar kampus, lari sambil menangis,
kayanya sih memang lagi nangis tapi, gatau juga.” “Apa benar dia menggunakan
baju pink dan tulisannya You and Me?” “Iya, tadi baju pink. Tapi, kalau tulisan
kurang jelas, karena di tutupin sama tangannya. Kalau enggak salah sih ada
gambar love kecil di bajunya.” “Ah benar itu dia, terimakasih!”
Ardi langsung mencari Yume di luar kampus.
*******
“Tidak ku sangka Ardi sudah melupakan cintanya padaku. Padahal kemarin dia
bilang bahwa dia masih mencintaiku tapi, kenapa dia malah mencintai wanita lain
selain diriku?” Yume berbicara pada dirinya sendiri sambil berjalan tanpa tau
arah dan tujuan.
“Benar juga, kenapa aku harus marah? Bukannya waktu itu aku menyuruhnya
mencari cinta yang lain, berarti kalau begitu aku tidak perlu marah kan? Tapi,
kenapa hatiku sangat sakit saat tau dia mencintai wanita lain, kenapa aku masih
bisa merasakan rasa sakit ini padahal aku sudah mati?” Tanpa dia sadari, dari
awal pergi meninggalkan kampus air mata terus keluar dan membasahi pipinya.
Yume terus berjalan sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan
selanjutnya. Hingga pada akhirya Yume berhenti saat berada di atas jembatan.
Dia memandangi sungai yang terlihat keruh, dia merasa keruhnya sungai sama
seperti kondisi hatinya sekarang. Yume merasakan hal aneh, sepertinya dari tadi
dia di ikuti oleh seseorang tapi, saat dia melihat kebelakang tidak ada
siapa-siapa.
*******
“Yume, sebenarnya kamu ada dimana?” Ardi terus mencari tanpa henti, dia
sudah mengelilingi jalanan di sekitar kampus dan juga pergi ke salah satu mall
dekat kampus. Keberadaaan Yume selalu sulit untuk dia cari, seperti ada
penghalang yang menghalangi Ardi untuk bertemu dengan Yume kalau sudah seperti
ini. Ardi hampir menyerah untuk mencarinya karena dia berfikir mungkin Yume
sudah menghilang seperti malam itu. Ardi akan menghentikan pencariannya tepat
jam 7 malam. Dia akan terus mencari di daerah dekat kampus namun, kalau sudah
jam 7 dia akan pulang karena mungkin Yume sudah tidak ada.
Jam sudah menunjukan pukul 18.30 dan Yume masih belum di temukan.
Sebenarnya ada tempat yang ingin di datangi oleh Ardi namun, dia harus focus
mencari Yume sampai batas waktu yang di tentukan.
Tepat pukul 19.00 Ardi pulang dan dia mungkin akan menangis menyesali apa
yang sudah terjadi.
*******
“Kenapa harus seperti ini, kenapa aku harus meniggalkan dia di kampus
sendiri? Seandainya aku ada pasti ada sesuatu yang bisa di lakukan agar dia
tidak menghilang. Dan kenapa, kenapa dari tadi hati dan pikiran tertuju pada
satu tempat, memang ada apa di tempat itu?” Ardi sangat kesal, dia merasa
sangat bersalah karena meniggalkan Yume demi Fina.
Namun, tiba-tiba Ardi ingat sesuatu, saat dia sedang berbicara dengan Fna
tepat di sebelah tembok dia berada ada suara seseorang lari saat Fina
memeluknya, “Apa jangan-jangan orang yang berlari itu Yume, saat bertanya juga
kata orang itu Yume berlari sambil menangis. Apa mungkin saat dia keliling
kampus dia menemukanku dan Fina lalu Yume mendengarkan semua pembicaraanku.
Kalau begini dia pasti salah sangka. Aku tidak menyukai Fina sedikit-pun, aku
harus mencari Yume, mungkin aku tau dimana dia berada!” Ardi segera pergi
kesebuah tempat yang cukup jauh dari rumahnya.
Dengan kecepatan penuh Ardi memacu mobilnya.
“Yume, tunggu aku!”
*******
Ardi sampai di tempat yang dia tuju, saat sampai disana dia melihat 3 buah
mobil hitam. Dengan hati-hati Ardi masuk dan baru saja masuk Ardi sudah di
sambut dengan lemparan pisau, beruntung lemparan itu meleset dari sasaran, Ardi
selamat.
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Ardi. “Hei bocah, cepat pergi dari
sini atau akan kami bunuh kau!” Kata salah satu orang yang ada. “Dimana Yume?”
Tanya Ardi. “Oh, maksudmu wanita itu, dia akan kami jual. Tubuhnya yang seksi
sangat mahal jika di jual. Apa kau ingin membelinya atau mengambilnya dengan
paksa?” Tanya salah satu orang yang sepertinya dia bos-nya. “Cih, gua akan
mengambilnya dengan paksa. Gua sudah menguasai Taijutsu (Bela diri jepang) dan
Silat. Kalian tak ada apa-apa-nya di bandingkan dengan sampah!” Jawab Ardi
sambil berlari ke-arah orang-orang itu. Mereka semua ada 15 orang dan Ardi
hanya sendiri, mungkin Ardi tidak akan bisa keluar tanpa luka, pasti ada
beberapa luka yang akan dia dapat, entah luka ringan atau berat.
Ardi langsung di halangi oleh 5 orang yang memegang pisau, “Cukup sampai
disini bocah!” “DIAM KALIAN! YUME DIMANA KAU!”
Ardi dapat mengalahkan 5 orang itu dengan luka gores di pipi kirinya. Lalu
5 orang lagi maju menghalanginya dan 4 orang lainnya menggunakan pistol untuk
menembak Ardi.
“Kalian tidak bisa menghentikan keinginnan gua apa-pun yang terjadi!”
Lagi-lagi Ardi mengalahkan 5 orang itu namun, tiba-tiba ada suara tembakan
dan Paha kanan Ardi tertembak. Seketika dia berhenti berlari dan memegang
kakinya. “Sial, kenapa harus menggunakan pistol, licik sekali!” Kata Ardi dalam
hati. Lalu, dengan tidak sengaja Ardi melihat ke atas dan disana ada Yume yang
sedang di kurung. Yume berada dalam kurungan besi tangan dan kaki di ikat lalu
mata dan mulut di tutup rapat.
“Kurang ajar, lepaskan Yume!” Ardi sangat kesal. Namun, mereka tidak
memperdulikan Ardi dan mereka kembali menembak Ardi di bagian jantungnya.
“Arrgghh . . . Kurang ajar! Akan ku bunuh kalian!” Setelah itu Ardi terjatuh.
Yume yang tau Ardi tidak bersuara lagi setelah ada suara tembakan, dia
sangat marah. Tiba-tiba rantai yang mengikat tangan dan kakinya dia hancurkan.
Yume bukanlah manusia lagi, sudah tidak ada batasan lagi baginya. Manusia
normal hanya bisa menggunakan kekuatan ototnya sekitar 20-30% namun, Yume bisa
menggunakannya hingga 100% karena dia bukan manusia lagi.
Setelah rantai tangan dan kaki hancur dia membengkokkan besi yang
mengurungnya lalu melompat untuk melindungi Ardi.
“Kalian akan ku bunuh, berani melukai Ardi sampai seperti ini, akan ku
bunuh kalian semua!” Kata Yume yang terlihat sangat marah.
“BOS, dia bukan manusia! Bagaimana mungkin dia bisa menghancurkan rantai
dan membengkokkan besi itu? Apa yang harus kita lakukan padanya?” Tanya salah
satu anak buah bos itu. “Bunuh saja wanita itu, dia sudah tidak di perlukan
lagi!” Perintahnya.
Yume di tembak berkali-kali tapi Yume bisa menghindar dengan mudah dari
tembakan itu. Larinya lebih cepat dari manusia normal dan saat melompat,
lompatannya sangat tinggi.
“Bos dia bukan manusia, lebih baik kita pergi!” Saran anak buahnya. “Kau
benar, lebih baik kita pergi dari sini. Ayo mundur!”
Yume tidak membiarkan mereka kabur, Yume melompat dan langsung ada di depan
mereka lalu dengan kekuatan supernya Yume menendang salah satu anak buah itu.
Yang terkena tendangan itu perutnya bolong tertembus kaki Yume. Seketika bos
itu langsung terjatuh, dia benar-benar takut saat melihat tendangan Yume yang
bagaikan sebuah pisau.
Yume membunuh mereka semua dan membawa Ardi pergi dari tempat ini. Nadinya
masih terasa tapi sangat lemah.
Dengan kecepatan penuh Yume memacu mobil Ardi dan dalam waktu 20 menit Yume
berhasil sampai di salah satu rumah sakit terdekat. Ardi segera masuk ruang
ICU, dia benar-benar akan mati jika tidak di tangani dengan cepat.
*******
13 jam kemudia dokter keluar dari ruang operasi, beruntung yang terkena
tembakan adalah arterinya, jadi Ardi masih bisa selamat.
Yume sudah sangat khawatir dengan keadaan Ardi, bahkan dia menunggu Ardi
selama 13 jam tanpa makan dan minum.
Saat Yume di bolehkan masuk, dia melihat Ardi tertidur dengan senyum di
wajahnya. Namun, tiba-tiba saja tubuh Yume mulai menghilang untuk yang kedua
kalinya. Kali ini Ardi tidak akan bisa membantunya lagi, Yume melihat kearah
Ardi dengan penuh kesedihan. Mereka akan segera berpisah, kali ini mungkin Ardi
akan merasa sangat terpukul karena Yume menghilang saat dia tidak sadarkan
diri.
“Ardi, sepertinya waktu ku sudah habis. Kamu jangan sedih ya kalau aku
sudah tidak ada lagi! Jujur aku sangat mencintaimu dan sangat menyayangimu.
Seandainya ada kesempatan kedua untukku agar tetap hidup, pasti kesempatan itu
tidak akan ku biarkan begitu saja. Aku pasti akan mendengarkan semua
kata-katamu, karena itulah yang terbaik. Ardi, aku belum mau meninggalkanmu,
aku masih ingin terus bersamamu, Ardi bangun, aku mohon! Aku belum ingin semua
ini berakhir begitu saja, setidaknya biarkan aku meminta maaf padamu karena
selalu mengabaikan nasihatmu. Di bangun Di!” Tubuh Yume hanya tinggal badan,
kepala, dan tangan kanannya. Kali ini tubuhnya menghilang lebih cepat dari yang
dia kira.
Air mata Yume berubah menjadi air mata darah, entah apa yang terjadi
sampai-sampai darah keluar dari matanya.
Memandangi Ardi adalah hal yang bisa dia lakukan, dengan senyum di wajah
dan air mata darahnya Yume akan mengingalkan Ardi sendiri disini.
Dengan kesedihan mendalam Yume berkata.
“Hidamari no naka futari narande. Te to te tsunai de futto warai ate. Sonna
nande mo nai koto sae mo. Kimi ga ireba tokubetsu dakara (Di bawah tempat
dihujani sinar matahari kita berdua berdampingan. Tangan dengan tangan
bergandengan tanpa diduga kita tertawa. Bahkan pada hal yang tidak penting itu.
Karena ada denganmu itu merupakan hal yang istimewa).
Chika sugiru to tama ni wasureteru. Shirazu shirazu no uchi ni. Wagamama
itte shimau noni. Yasashiku tsutsunde kureru (Terkadang aku lupa dengan
kedekatan yang sangat. Selagi tidak disadari. Aku jadi mengucapkan sesuatu yang
egois meskipun begitu. Kau menyelimutiku dengan lemah lembut).
Yorukaze ga sukoshi tsumetaku natte. Sotto kakete kureta JAKE-TO. Kimi no
kaori ni tsutsumare nagara. Zutto yasashii yume wo mitetai (Angin malam menjadi
sedikit dingin. Perlahan-lahan kau memakaikanku jaketmu. Sambil aku diselimuti
oleh wangimu. Aku ingin selalu melihat mimpi yang lemah lembut itu),
Shiawase sugiru to kowaku natte. Tashikame takute. Kono sora ni yorisou
hoshi mitai ni. Kienai youni (Aku menjadi takut dan aku yang sangat bahagia .
Aku ingin memastikannya. Seperti bintang-bintang yang saling merapat di langit
ini. Semoga ia tidak akan pernah hilang).
Kokoro wa zutto kawaranai (Hati ini tidak pernah berubah selamanya).
Kono mama de toki ga tomaru nara. Futari de mitsumete itai. Kono keshiki
hyakunen saki mo zutto. Eien ni kawaranai youni (Jika waktu berhenti dengan
keadaan seperti ini. Aku ingin kita berdua saling berpandangan. Selamanya
pemandangan ini bahkan seratus tahun ke depan. Semoga ini tidak akan pernah
berubah selamanya).
Eien ni kawaranai (Tidak pernah berubah selamanya).” Yume mangatakan itu
sambil mengingat masa-masa saat bersama Ardi.
Sebelum Yume pergi, dia ingin memberi kenangan terakhir untuk Ardi. Yume
menciumnya dan meletakkan secarik kertas di genggaman tangan Ardi, “Sayounara
anata! (Selamat tinggal sayang!)” Yume menghilang.
Tak lama setelah Yume menghilang Ardi bangun, saat dia bangun di tangannya
ada secarik kertas dan tertulis nama Yume disana.
Isi kertasnya, “Gomen ne, gomen ne, gomen ne (Maafkan aku 3x). Watashi
zutto soba ni iru (Aku selalu ada di sisimu), Sayounara (Selamat tinggal)!”
Ardi yang membaca isi kertas itu segera tau apa maksudnya.
“Ini pasti bohongkan? Ini pasti bohong! Yume, dia pasti masih ada disini,
aku harus mencarinya lagi! Aku belum sempat menjelaskan kejadian saat di kampus,
aku harus mencarinya!” Baru saja tersadar Ardi sudah tertekan.
“Yume! Sayounara wa kesshite iwanaide, ore no hanbu wa kimi dakara! (Yume!
Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal, karena separuh aku dirimu!)” Setelah
berkata itu Ardi pingsan. Kondisinya menjadi semakin buruk. Saat di check Ardi
mengalami kelelahan yang teramat sangat, “Padahal dia baru saja bangun, jadi
sangat tidak mungkin dia mengalami kelelahan yang seperti ini?” Kata dokter
yang memeriksa Ardi, dokter itu sangat bingung kenapa pasiennya bisa seperti
ini.
Orang tua Ardi datang untuk menjenguk anaknya. Yume sempat menelfon orang
tua Ardi saat sampai di rumah sakit.
“Ya ampun, Ardi kenapa bisa seperti ini? Siapa yang melakukan ini padamu
nak?” Ibunya sangat terpukul saat mengetahui keadaan anaknya.
*******
Sudah 3 hari sejak Ardi di rawat, tepat di hari ketiga saat tengah malam.
Ardi terbangun, dia melihat Ayahnya ada di sini. Dia keluar dari rumah sakit
dan melepas semua yang melekat pada tubuhnya. Ardi merasakan sesuatu dan itu
membuatnya terbangun. Walau jalannya masih sedikit pincang, Ardi tidak
menyerah. Dia merasa harus pergi kesuatu tempat yang sangat penting. Yang Ardi
rasakan sama seperti saat Yume di culik.
Karena sudah malam Ardi tidak menemukan kendaraan yang bisa mengantarnya
kesana. Dengan berjalan secara perlahan akhirnya Ardi sampai di tempat yang dia
tuju. Di sebuah jembatan ada seorang wanita sedang melihat kearah sungai. Ardi
mendekati wanita itu, dan saat dia tepat di sebelahnya, “Yume!” Sontak wanita
itu mengengok saat namanya di panggil, “Ardi, kenapa kamu ada disini?” Tanya
Yume yang ternyata kembali lagi. “Kamu kemana saja, dan kenapa waktu itu kamu
mengatakan selamat tinggal padaku? Apa kamu tidak tau, saat aku membaca surat
itu hati ini sangat sakit. Rasanya hidupku sudah tidak ada Artinya lagi saat
kamu meninggalkanku. Jadi, mulai detik ini kamu tidak boleh jauh-jauh dariku!”
Kata Ardi sambil memandang Yume dengan tatapan lembut.
“Aku juga tidak mau meninggalkanmu, tapi saat itu tiba-tiba saja kondisi ku
kembali seperti ini menghilang. Tapi, entah kenapa aku muncul lagi. Jadi, aku
malu kalau harus bertemu kamu lagi setelah mengucapkan selamat tinggal. Lagi
pula kamu juga sudah punya penggantiku kan! Sekarang kamu sudah tidak perlu
memikirkanku lagi, sebentar lagi juga aku akan menghilang untuk selama-lamanya,
kali ini aku yakin akan menghilang asalkan kamu tidak ada di dekatku!” Balas
Yume.
“Sejak kapan aku punya penggantimu? Dia bukan penggantimu, aku tidak
mencintainya. Aku juga sudah menjelaskan padanya jika aku tidak menyukainya.
Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskan padamu tentang kejadian di kampus,
tapi pada nyatanya aku malah tertembak dan tidak bisa menceritakannya. Aku juga
tidak tau siapa yang telah menyelamatkanku. Jadi, intinya hanya ada 2 wanita
yang aku cintainya didunia ini. Pertama Ibuku dan kedua adalah kamu. Sekarang
tidak perlu cemburu lagi, karena cinta ini sudah kamu pegang sepenuhnya!” Jelas
Ardi.
“Jadi, kamu tidak mencintai wanita itu? 1 lagi, kenapa kamu bisa tau kalau
aku di sini dan waktu itu juga kenapa kamu bisa tau kalau aku ada di tempat
itu?” Tanya Yume. “Tentu saja aku tidak mencintainya. Kalau kamu pernasaran
kenapa aku selalu bisa menemukanmu, jawabannya hanya satu. Karena hati kita
sudah terhubung satu sama lain. Kemana-pun kamu pergi aku pasti tau!” Jawab
Ardi sambil tersenyum.
Setelah itu Ardi mendekat, dan dia mencium Yume sebagai tanda bahwa dia
adalah wanita kedua yang sangat Ardi cintai.
Setelah itu, tiba-tiba saja Ardi memuntahkan banyak darah dari mulutnya.
Seketika Yume menjadi sangat panik. Bukan hanya dari mulut, tapi dari matanya
juga mengeluarkan darah.
Ardi menahan semua rasa sakit itu tanpa berteriak sedikit-pun. Yume segera
mengangkat Ardi dan membawanya ke rumah sakit. Yume berlari secepat yang dia
bisa.
“Ardi, ku mohon bertahanlah!” Pinta Yume.
Sesampainya di rumah sakit, Yume baru sadar jika Ardi sudah tidak bernafas.
Seketika tubuh Yume sangat lemas, dia bahkan hampir tidak bisa bergerak.
Jadi selama ini Yume hidup dengan mengambil sisa dari umur Ardi. Semakin
lama Yume dengan Ardi maka umur Ardi akan semakin pendek. Dan, jika Yume berada
jauh dari Ardi, tanpa dia sadari Yume sudah menarik lebih banyak sisa umur dari
Ardi, itulah yang menyebabkan Yume menghilang. Karena jika Yume jauh dari Ardi
maka umur Ardi akan terpotong sangat banyak, dan untuk menghindari kematian,
Yume menghilang agar Ardi tetap bertahan hidup. Namun, semua itu bisa di
batalkan jika Ardi mencium Yume atau Yume yang mencium Ardi. Dengan begitu Ardi
rela umurnya terpotong lebih banyak agar Yume bisa kembali ke dunia ini.
Intinya, Yume hidup dengan memakan sisa umur dari Ardi, itulah sebabnya setelah
mencium Yume Ardi pingsan, bahkan saat di rumah sakit saat Yume mencium Ardi.
Tak lama setelah sadar Ardi kembali pingsan, dan yang di jembatan. Itu sudah
menjadi batas dari umurnya, jika dia mencium Yume lagi, maka dia akan mati.
Saat Yume tiba di rumah sakit, disana sangat sepi bahkan satpam dan yang
lainnya tidak ada. “Kenapa aku tidak bisa bergerak sedikit-pun?” Yume bingung
karena tidak bisa bergerak, Ardi yang dia bawa terjatuh dan Yume juga terjatuh.
Dan lama-kelamaan dia tidak merasakan kaki, tangan, dan badannya. Saat dia
sadar ternyata hanya tinggal leher dan kepala yang ada, sisanya sudah
menghilang. “Kenapa harus seperti ini? Ardi harus cepat di tolong, dia pasti
masih memiliki kesempatan untuk hidup. Ayolah kembalikan semua tubuhku! Aku
tidak ingin Ardi meninggal, aku ingin Ardi tetap hidup. Ku mohon kembalikan
sisa tubuhku agar aku bisa menolongnya!” Permintaan yang sia-sia dari Yume.
Sebentar lagi Yume akan menyusul Ardi. Kali ini Yume akan benar-benar
menghilang dari dunia ini, tapi kali ini juga dia tidak sendirian.
*******
“Huuuh . . . Huuuuh . . . .” Ardi terbangun. “Kenapa aku ada di kamar?
Inikan rumah Ayah, bukankah aku sudah pindah dari sini?” Ardi bingung dengan
keadaannya. Namun, saat melihat kalender, “Apa-apaan ini? Kenapa kalender
berjalan mundur ke 4 bulan yang lalu? Sebenarnya apa yang telah terjadi?” Dia
benar-benar bingung dengan keadaannya.
“Ardi, cepat bangun dan siap-siap untuk pindah besok!” Suara Ibunya
terdengar.
“Pindah, siap-siap? Apa jangan-jangan yang selama ini . . . ,” Ardi segera
menelfon Yume.
Tak lama panggilannya di jawab, “Yume, yume ini benar kamu kan yang
ngangkat telfon?” Tanya Ardi dengan nada panik. “Ini benar Ardi? Ini Ardi
bukan?” Yume tidak kalah panik. Seketika Ardi dan Yume terdiam.
“Yume, kamu belum naik pesawat kan?” Tanya Ardi untuk memastikan. “Belum,
aku masih di rumah. Kamu belum pindah kan?” Tanya Yume. “Aku masih di rumah.
Jadi kenapa kamu nanya gitu?” “Aku juga mau nanya, kenapa kamu bertanya seperti
itu?”
Mereka berdua bingung dengan apa yang sudah terjadi, bagi mereka itu terasa
sangat nyata.
“Yume, jangan tinggalkan aku! Aku sangat mencintaimu, jangan tinggalkan
aku!” Kata Ardi dengan mata berkaca-kaca. “Aku juga, aku juga mau minta maaf.
Maaf karena selalu mengabaikan nasihatmu, aku janji mulai sekarang aku tidak
akan pernah mengabaikan nasihatmu, aku akan menuruti semua perkataanmu. Aku,
aku juga tidak ingin kamu pergi! Aku sangat mencintaimu!” Balas Yume yang
sambil menangis. “Aku akan membatalkan kuliah di tempat itu, aku akan kuliah
disini jadi aku mohon kamu juga jangan pergi!” Pinta Ardi. “Iya, aku juga akan
membatalkan semuanya. Aku akan kuliah disini. Di, aku kangen!” “Ya, entah
kenapa kau juga sangat merindukanmu. Mulai detik ini kita harus menjadi lebih
dewasa dalam menghadapi setiap masalah. Kita tidak boleh seperti anak kecil
lagi! Sekarang aku mau kerumahmu, tunggu aku disana!” “Sekarang kita sudah
mulai beranjak dewasa, jadi kita tidak boleh seperti anak kecil lagi. Aku
tunggu kamu dirumah!” Balas Yume.
Setelah telfon di matikan Ardi mandi dan siap-siap bertemu dengan salah
satu orang yang sangat penting baginya.
*******
Pada dasarnya Yume dan Ardi mendapatkan mimpi yang sama. Mimpi mereka
saling terhubung satu sama lain.
Mimpi-pun sudah berakhir, mereka kembali pada kehidupan yang sesungguhnya
dan memulainya kembali. Kali ini, mereka berjanji akan menjadi lebih dewasa
dalam menghadapi setiap masalah, terutama dalam menghadapi masalah cinta yang
sangat mudah hancur.
Mimpi itu sudah membawa hati Yume dan Ardi kembali pada keadaan yang
seharusnya. Berkat mimpi itu mereka bisa kembali bersama dan memulai lembar
baru yang lebih indah dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar