Sabtu, 29 November 2014

Yume dan Ardi

Pagi ini tepatnyanya di sebuah cafee Yume dan Ardi ingin membicarakan tentang kepergian Yume ke Jepang. Yume dan Ardi adalah sepasang kekasih sejak SMP hingga lulus SMA. Yume memutuskan untuk kuliah di Jepang agar bisa bersama orang tuanya. Yume lahir di Jepang dan dia di Indonesia bersama Pamannya yang bernama Deffan. Sejak bertemu dengan Ardi saat SMP Yume seperti memiliki keluarga baru, keluarga Ardi sangat baik padanya. Dia tinggal tak jauh dari rumah Ardi. Tetapi, sejak SMA kelas 2 hubungan mereka memburuk. Selalu terjadi perselisihan di antara mereka. Setidaknya seminggu 3 kali mereka berselisih dan itu membuat hubungan mereka semakin renggang. Sebenarnya Yume dan Ardi saling mencintai, maka dari itu walau serenggang apa-pun hubungan mereka, itu bukan berarti kisah cinta mereka harus berakhir. Namun, rasa sabar juga ada batasnya, seperti hari ini.
“Sudahku bilang jangan sering datang ke tempat itu! Tempat itu di penuhi orang-orang tidak baik!” Ardi marah pada Yume. “Omong kosong! Disana tidak ada orang jahat atau apa-pun, aku merasa sangat nyaman berada disana. Terutama karena ada Risa yang selalu memberikanku motivasi untuk terus melanjutkan hubungan ini!” Balas Yume yang tidak kalah kesal. “Jadi, kamu ingin hubungan kita berakhir disini?” Ardi sudah tidak bisa menahan amarahnya. “OK JIKA ITU MAU KAMU, KITA PUTUS!” Ucap Yume sambil memukul meja. “Kamu memang sangat sulit di beritau. Tempat itu adalah club malam, tempat yang tidak seharusnya di datangi olehmu,” “Sudah diam, jangan urus lagi kehidupanku, kita sudah berakhir! Besok aku akan pergi ke Jepang, mulai besok aku akan tinggal bersama keluargaku disana dan takkan kembali lagi kesini, selamat tinggal!” Yume langsung meninggalkan Ardi sendiri.
Ardi tidak menyasal saat hubungannya dengan Yume berakhir, dia malah tersenyum dan merasa bebas dari ke egoisan Yume. Namun, disisi lain hati kecilnya sangat sakit. Pembicaraan tentang kepergian Yume-pun dalam sekejap di lupakan.
*******
“Siang tadi adalah saat terakhirku bertemu dengan Ardi. Besok aku harus meninggalkan Negara ini, ya walau disini sangat nyaman tapi semua sudah berakhir. Sudah tidak ada yang bisa ku pertahankan di Negara ini. Apa Ardi akan kesepian saat aku tidak ada?” Sebelum tidur Yume memikirkan Ardi, sebenarnya dia sangat menyesal telah mengakhiri hubungannya. Dia masih sangat mencintai Ardi namun, di samping itu dia tidak suka di atur-atur walau dia tau itu semua demi kebaikannya. Yume merasa punya kehidupan, jadi tidak boleh ada yang mengaturnya bahkan ketika dia salah jalan dia tidak ingin ada yang mengganggunya. Disinilah peran Ardi, dia sudah berkali-kali membawa Yume dari sesuatu yang salah. Namun, kali ini Ardi sudah lelah untuk membawa Yume kembali.
“Aku sudah tidak punya alasan untuk kembali setelah pergi. Padahal aku masih ingin kembali kesini jika ada waktu luang. Apa aku masih bisa kembali ke Negara ini suatu saat nanti?” Yume masuk lebih dalam kealam pikirannya. Dia berusaha mencari alasan yang kuat agar suatu saat bisa kembali lagi ke Negara ini. *******
“Huuuuh . . . , ternyata hanya sampai disini hubunganku dengannya. Aku kira kita akan terus bersama hingga menikah nanti. Huuh, yasudahlah!” Ardi tidak ingin terlalu memikirkan masalah ini, baginya kalau sudah berakhir ya berakhir, tidak perlu ada penyesalan.
“Apa mungkin suatu saat nanti Yume akan kembali ke Indonesia, atau dia tidak akan kembali lagi? AARRHH . . . . Kenapa aku memikirkannya lagi, bukankah aku seharusnya senang bisa bebas dari wanita egois seperti dia?” Pada kenyataannya Ardi tidak bisa kehilangan Yume, dia telah membohongi perasaannya sendiri.
Hingga Ardi tertidur saat memikirkan Yume.
*******
Hari ini Yume akan meninggalkan Indonesia, dan Ardi sedang sibuk dengan persiapan pindah ke tempat Kos. Dia memilih kuliah di tempat yang jauh dari rumah, maka dari itu dia harus mencari tempat tinggal disana.
Pikiran Ardi tidak menentu, dia selalu memikirkan Yume. Dia ingin sekali bertemu dengan Yume untuk yang terakhir kalinya namun, pada akhirnya dia tidak bisa karena kesibukannya.
Tiba-tiba ada SMS dari seseorang, “Selamat tinggal, jangan lupa nanti setelah pindah makan-makanan yang seimbang, kalau bisa masak sendiri biar tidak beli makanan cepat saji, karena itu tidak sehat !” Pesan terakhir dari Yume. Setelah mendapat SMS itu Ardi meneteskan air matanya. Pada akhirnya dia bisa jujur pada perasaannya. Ardi segera ke bandara untuk menemui Yume, dia ingin sekali mengatakan bahwa dia tidak ingin kehilangannya, Ardi ingin terus bersama Yume selamanya.
Ardi segera memacu kecepatan mobilnya melebihi batas. Saat di jalan Tol dia tidak pernah menginjak Rem. Ardi tidak ingin telat, dia ingin bertemu dengan Yume untuk yang terakhir kalinya.
Hingga Ardi sampai di bandara dan segera mencari pesawat menuju Jepang.
“Yume . . . Yume . . . Yume . . . Kamu dimana? Yume, kamu dimana?” Ardi terus mencari sambil berbicara dalam hati.
“Oia, lebih baik mengirim SMS padanya.” Ardi mengirim pesan agar dia tau dimana Yume. Setelah pesan terkirim, selang 1 menit Yume membalasnya. “Aku akan segera berangkat, sudah tidak perlu mencariku lagi!” Balasan dari Yume membuat Ardi mencarinya lebih cepat.
“Cih, kenapa dia membalas SMS ku seperti itu? Apa dia tidak tau jika aku sangat ingin bertemu dengannya, apa dia tidak sadar jika aku sangat mencintainya? Yume, YUME . . . !” Ardi berbicara dalam hati.
Di saat-saat terakhir Ardi melihat seseorang yang mirip sekali dengan Yume, orang itu akan menaiki pesawat. “Itu pasti Yume, kenapa dia harus pergi tanpa berpamitan langsung kepadaku? Apa aku sudah terlalu berlebihan mengekangnya sampai-sampai dia tidak ingin bertemu lagi denganku? Yume, ku mohon lihatlah aku disini!” Ardi semakin sedih saat Yume sudah menaiki tangga pesawat namun, sebelum Yume memasuki pesawat dia melihat kearah Ardi. Terlihat wajah Yume sangat senang saat dia melihat Ardi disana. Yume memberikan senyuman selamat tinggal untuk Ardi lalu setelahnya dia pergi.
Tiba-tiba Ardi tidak kuat menahan bobot tubuhnya, dia terjatuh. Hatinya benar-benar hancur saat orang yang sangat dia sayangi pergi meninggalkan dirinya. Tapi, Ardi sedikit senang, karena di akhir tadi Yume masih sempat memberikan senyuman untuknya.
Ardi-pun pulang sambil membawa kekecewaannya, baginya cinta itu hanya untuk Yume, jika bukan Yume maka tidak ada wanita lain yang akan memiliki cintanya. Yume adalah satu-satunya, tidak tergantikan.
Awal mereka bertemu saat Yume terjatuh dari sepeda. Saat itu Yume kesekolah dengan sepeda. Dengan besar hati Ardi menghampirinya dan ternyata ban sepeda Yume bocor. Tanpa meminta imbalan Ardi membawa sepeda itu dan menghibur Yume. Ardi mengantarkan Yume sampai bengkel dan menemainya sampai sepeda itu selesai di tambal. Dari sanalah mereka mulai saling kenal dan semakin lama hubungan mereka sangat dekat. Dan ternyata tempat tinggal mereka tidak jauh. Akhirnya Yume dan Ardi pulang bersama.
Di rumah Ardi menghentikan persiapannya, dia merasa sangat lemas untuk mengangkat barang-barangnya.
*******
Malam harinya saat Ardi dan keluarga berkumpul menonton TV, ada sebuah berita yang sangat mengejutkan.
“Terjadi kecelakaan pesawat, tepatnya pukul 13.00 WIB. Pesawat dengan nomer penerbangan B231L6 mengalami kerusakan mesin saat ada seekor burung yang masuk dalam mesin pendorong (Itu loh yang ada di sayap pesawat, yang ada 4. Saya menyebutnya mesin pendorong :D). Pesawat terjatuh di hutan Kalimantan, sampai saat ini belum ada 1 korban yang di temukan namun, ada beberapa paspor yang berhasil di temukan di sekitar jatuhnya pesawat. Yang pertama paspor milik Hendri siregar, lalu yang kedua milik Kokoro Yume ( kalo bahasa Indonesia di baca Yume Kokoro) . . . ,” Seketika Ardi meneteskan kembali air matanya.
Orang tua Ardi juga tau jika itu adalah Yume kekasih anaknya. Seketika orang tua Ardi berusaha menenangkan Ardi dan menyuruhnya untuk kekamar agar bisa menenangkan diri.
Ardi sangat terpukul dengan kejadian ini, baru tadi siang dia melihat senyuman itu, dan sekarang senyuman itu sudah musnah. “AAARRRHHH . . . . . . !” Ardi melepas semua kesedihannya dengan berteriak. Baginya semua sudah berakhir, semua sudah selesai sampai disini. Yume yang sangat dia sayang telah pergi untuk selama-lamanya. Sekarang Ardi merasa hidup sudah tidak berarti lagi setelah Yume pergi. Entah apa yang akan dia lakukan selanjutnya, semua masih akan berlanjut, yang pasti Ardi tidak akan melakukan hal konyol seperti bunuh diri.
*******
Keesokan harinya Ardi pergi menuju tempat kos yang sudah dia pesan. Kesedihan tidak boleh membuatnya berhenti menggapai impian, dia tetap pergi dan berusaha melupakan apa yang sudah terjadi. Walau berat, tidak ada pilihan lain selain terus menjalani hidup tanpa Yume.
*******
4 Bulan sudah berlalu namun, Ardi tidak bisa melupakan Yume begitu saja. Dia masih terbayang semua tentang Yume mulai dari tawanya, senyumnya, saat marah, saat senang, saat sedih, semua masih teringat jelas dalam ingatan Ardi. Semua kata-kata manjanya masih tersimpan rapih dalam hati. Kenyataan memang pahit, tapi itulah yang membuat seseorang menjadi lebih kuat.
*******
Di kampus Ardi mendapatkan cukup banyak teman, dia berfikir dengan memperbanyak teman mungkin bisa sedikit mengobati rasa rindu di hati.
“Woy, hari ini gua main kerumah lu ya, boleh kan?” Tanya Bima. “Kalau mau dateng ya tinggal dateng! Kalo perlu bawa yang lainnya!” Saran Ardi. “Ok, tunggu bentar gua panggilin dulu!” Pinta Bima.
Sambil menunggu yang lainnya Ardi melihat-lihat foto Yume yang ada di HP-nya. Ardi-pun masih menyimpan semua pesan terakhir dari Yume, dia berencana tidak akan menghapus pesan itu sampai kapan-pun.
15 menit kemudian teman-temannya datang. “Ayo berangkat!” Ajak Rafli. “Ok!” Kata yang lainnya bersamaan. “Inget ya, jangan bikin berantakan! Semua udah gua beresin jadi jangan di berantakin!” Ardi. “Ya gua kok kehidupan anak kos, ngelakuin semuanya sendiri. Tenang aja, kalau berantakan kita beresin bareng-bareng!” Balas Jevi. “Terserahlah!” Ardi langsung pergi keparkiran.
*******
Setibanya di depan rumah, Ardi mencium bau masakan yang terasa sangat enak. Saat pintu di buka, tidak ada siapa-siapa. Walau tempat kos, ini termasuk kos-kosan yang besar atau bisa di seperti rumah ukuran sedang dan tentunya bayarnya-pun mahal. Ardi memeriksa dapur untuk memastikan semua baik-baik saja. “Masuk aja dulu!” Ardi mempersilakan temannya masuk.
Saat di daput Ardi kaget bahkan hampir berteriak, tapi pada akhirnya Ardi bisa menahan diri dan bertanya, “Kenapa kau ada disini?” “Emang kenapa kalau aku ada disini?” “Bukankah kamu sudah . . . ,” ucapan Ardi dipotong, “Kamu mau aku mati?” “Bukan begitu, apa kamu selamat dari kecelakaan pesawat itu?” “Entahlah!” “Lalu bagaimana kamu masuk kesini dan bagaimana kamu tau aku ada disini?” “Pintu belakang enggak di kunci, aku tau karena aku sering lihat kamu dari jauh,” “Apa ini bukan mimpi?” Ardi semakin bingung namun disisi lain sangat bahagia saat Yume ada di hadapannya. Yume langsung menampar Ardi, “Sakit, kenapa kamu nampar aku?” “Bukan mimpi kan! Kalau mimpi pasti tidak sakit,” kata Yume sambil tersenyum. Seketika Ardi memeluk Yume dengan sangat erat, dia sangat merindukan wanita ini.
Saat memeluk Yume Ardi berkata dalam hati “Aku tidak akan melepaskanmu lagi, tidak akan ku biarkan kau pergi dari hidupku untuk yang kedua kalinya!”
“Ardi sudah, nanti masakannya gosong loh!” Pinta Yume. “Maaf!” “Sudah-sudah, itu teman kamu nungguin!” “Iya, aku kesana dulu!”
Ardi kembali ke temannya berada, dengan senyum yang terpasang pada wajahnya membuat teman-temannya bingung. “Di, lu kenapa?” Tanya Jevi. “Enggak apa-apa!” “Kayanya ada yang enggak beres nih, biar gua lihat di dapur ada apaan!” Bima langsung meluncur ke dapur. “Jangan!” Ardi telat menghentikan Bima.
Saat di dapur Bima sangat kaget saat melihat wanita yang sangat cantik sedang memasak, “Wooy Di, ini siapa, ade atau kakak?” Tanya Bima. “Itu . . . , itu kakak gua!” Jawab Ardi sambil membuang muka. “Kenapa enggak mirip? Terus kenapa kakak lu kaya orang jepang, lihat aja kulitnya, mukanya, beda jauh sama lu!” Bima kurang yakin. Tak lama yang lainnya datang kedapur karena penasaran. “Ada apaan?” Tanya Rafli sebelum melihat Yume.
“Ii . . . , iitu siapa Di?” Tanya Rafli sambil menelan ludah. “Katanya itu kakaknya!” Jawab Bima. “Enggak mungkin ah, coba tunjukin foto keluarga lu!” Pinta Jevi.
Seketika wajah Ardi jadi bingung namun, tiba-tiba Yume mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. “Ini foto keluarga kita!” Yume langsung memberikan foto itu. Sebenarnya foto itu di ambil waktu Ardi dan Yume lulus SMP, di ambil di sebuah tempat hiburan. Saat itu Yume di ajak orang tua Ardi jalan-jalan, dan mereka sempat berfoto bersama.
“Jadi beneran, huuh gua kira ini pacar lu,” kata Bima sambil mengelus dada. “Emang kenapa kalau dia pacar gua?” Tanya Ardi. “Ya kenapa ya? Kita kan sesama jomblo, gua ngerasa di khianatin aja kalau lu punya pacar, apalagi pacarnya cantik kaya kakak lu gini, sakitnya tuh disini!” Jawa Bima sambil memegang dadanya. “Bener tuh kata Bima, kalau salah satu dari kita punya gebetan atau pacar, ya setidaknya konfirmasi dulu biar enak aja!” Usul Rafli. “Ya terserah aja!” Balas Ardi. “Sudah-sudah, sebentar lagi makanannya siap. Tunggu ya!” Pinta Yume. “Wah beneran nih kita bisa makan disini?” Tanya Jevi. “Boleh dong, tunggu sebentar lagi, jangan ngumpul di dapur!” “Hai Onee-san (Siap Kak)!” Balas yang lainnya.
Mereka memanggil Yume Onee-san karena Yume mirip orang Jepang, jadi mereka memanggilnya begitu.
Akhirnya makanan siap dan mereka semua memakannya dengan senang hati. Bima, Rafli, dan Jevi memuji terlalu berlebihan tentang masakan Yume, memang masakannya sangat enak namun pujian mereka sudah berlebihan.
Tanpa terasa kami telah melakukan banyak hal dan hari sudah mulai gelap, “Kalau begitu kita pulang dulu ya!” Bima dan yang lainnya pulang. “Ok, hati-hati di jalan!” Balas Ardi. “Siap, besok kayanya bakal main lagi kesini, gapapa kan?” Jevi. “Dateng aja, enggak ada yang ngelarang!” Jawab Ardi. Setelah mereka pulang tinggal-lah Ardi bersama Yume, tiba-tiba Ardi meragukan jika dia benar-benar Yume. “Ah Yume, bukannya kamu kuliah di Jepang?” Tanya Ardi. “Kulaih ya? Aku lagi liburan!” Jawabnya. “Hah, liburan? Kalau begitu waktu itu kamu naik pesawat dengan nomer penerbangan berapa?” tanya Ardi yang semakin penasaran. “Nomernya B231L5, emang kenapa sih?” Yume semakin bingung. “Kalau begitu jawab pertanyaan ku ini! Saat pertama kali kita bertemu, apa yang aku lakukan padamu?” “Pertanyaannya gampang, aku masih ingat semuanya. Saat itu aku jatuh dari sepeda dan kamu datang untuk menolongku. Kamu menemaniku membawa sepeda ke bengkel dan kembali menemaniku sampai sepeda selesai di tambal. Apa jawabanku salah?” “Enggak, jawabkan benar!”
“Jadi dia benar-benar Yume tapi, saat itu aku yakin jika dia menaiki pesawat dengan nomer penerbangan B231L6. Karena paspor yang di temukan itu ada nama dan fotonya. Tidak mungkin salah! Sebenarnya apa yang sudah terjadi, kenapa kenyataan seketika berubah drastis? Yume yang ku cinta ada disini, tapi seharusnya dia sudah tidak ada! Kalau begitu aku harus melihatnya sekali lagi, hanya untuk memastikan jika Yume yang ku kenal menaiki pesawat dengan nomer penerbangan B231L6 bukan B231L5!” Kata Ardi dalam hati.
Malam ini Ardi tidur di ruang tamu dan Yume tidur di kamarnya namun, Ardi tidak tidur, Dia menyalakan Laptop dan melihat video yang dia simpan tentang kecelakaan pesawat 4 bulan yang lalu. Dia masih menyimpan video saat paspor Yume di temukan. “Dengan begini semua akan terungkap!” Ardi sangat yakin jika Yume sudah tidak ada dan Yume yang ada disini adalah Yume palsu.
Saat Ardi melihat video itu, “Ternyata benar, itu adalah paspor Yume. Wajahnya sangat mirip dan saat itu aku menemaninya membuat paspor jadi aku tau foto yang di gunakan untuk paspornya. Lalu, siapa Yume yang ada disini, kenapa dia bisa tau tentang pertemuan pertamaku dengan Yume yang asli? Apa dia ingin mempermainkan perasaanku karena dia tau aku cinta mati pada Yume, jika memang begitu tidak akan ku biarkan dia melakukan hal itu!”
*******
“Pagi Ardi!” Sapa Yume. “Oh, pagi!” Balas Ardi. “Hari ini kamu liburkan, bagaimana kalau kita jalan-jalan, aku ingin jalan-jalan!” Pinta Yume. “Aku sedang malas, hari ini aku ingin istirahat!” “Aaah, pokoknya harus nemenin! Kalau enggak aku pergi aja dari sini dan kita enggak akan pernah ketemu lagi!” “Terserahlah!” Balas Ardi dengan nada datar, dan seketika saat Yume mendengar jawaban itu, “Jadi memang benar kamu sudah tidak mencintaiku, padahal aku sangat mencintaimu bahkan sampai saat ini. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu dan saat aku mendapat kesempatan kedua untuk bertemu denganmu, kamu mengatakan hal sekejam itu padaku. Setelah melewati jalan yang penuh dengan api dan kegelapan aku berhasil keluar. Dan ternyata hasil dari kerja kerasku, ini balasan darimu. Baiklah, baiklah jika ini mau mu, mulai sekarang kita tidak akan pernah bertemu lagi!” Yume mengatakan itu sambil menangis.
Seketika saat melihat Yume menangis Ardi merasakan 1 hal, “Dia benar-benar seperti Yume tapi, aku tidak mengerti apa yang dia katakan? Huuhh nanti juga kembali sendiri, dia tidak mempunyai uang untuk makan, kemarin dompetnya kosong hanya ada foto itu, nanti pasti pulang kalau lapar!” Ardi terlihat sangat santai.
*******
Pagi sudah berganti dengan malam dan Yume belum kembali. Ardi mulai cemas, walau Ardi yakin dai bukan Yume, Ardi tidak bisa membiarkan seorang wanita sendirian dan kelaparan diluar sana. Rasa cemas sudah memuncak, Ardi mulai mencarinya. “ARRRHH, kemana dia, kenapa masih belum kembali?”
2 jam sudah berlalu setelah Ardi mencarinya, dia tidak bisa menemukan Yume dimana-pun. Sekarang sudah jam 10 malam dan Yume belum di temukan. Ardi semakin cemas dan merasa sangat bersalah. Hingga saat Ardi pergi kesebuah lapangan bola (Lapangan bola biasa, bukan di stadion :D), dia melihat Yume duduk di sebuah bangku namun ada yang aneh saat Ardi mendekatinya.
“Yume, jadi kamu benar-benar Yume?” Ardi berusaha memastikan semuanya sebelum terlambat. “Ardi! Jadi kamu masih belum percaya jika aku Yume. Kalau begitu apa yang harus ku lakukan agar kamu percaya, aku sudah tidak memiliki banyak waktu?” Tanyanya. “Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Jelaskan semuanya!” Pinta Ardi saat melihat kaki Yume sudah menghilang. “Baiklah, sebenarnya aku memang sudah mati. Tapi aku tidak tau kenapa masih bisa kembali ke dunia ini. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa menyentuh barang layaknya manusia hidup. Bahkan, aku memiliki bayangan yang seharusnya tidak di miliki orang yang sudah mati. Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku. Maka dari itu aku berusaha mencarimu dan akhirnya aku menemukanmu disini. Tapi, baru saja aku bertemu denganmu dan sekarang kita harus kembali berpisah. Ardi, aku sangat mencintaimu dan aku tidak ingin kamu terus terjebak pada masalalu. Jika kamu juga mencintaiku tolong lupakan semua tentang diriku dan mulailah hidup yang baru lalu cari cinta yang lain!” Jelas Yume.
Sekarang pinggang Yume mulai menghilang. Seluruh tubuhnya mulai menghilang dengan perlahan.
“Yume, YUMEEE . . . !” Ardi langsung memeluknya. “Yume, aku tidak akan membiarkan mu pergi lagi. Katakan, apa yang bisaku lakukan agar kamu tidak pergi lagi, katakan!” Pinta Ardi. “Tidak ada yang bisa kamu lakukan, sekarang sudah waktunya,” “Tidak, pasti ada yang bisa ku lakukan untukmu, pasti ada!” Ardi terlihat sangat tertekan. “Ardi, tolong tinggalkan aku sendiri, aku tidak ingin kamu melihat aku mati, tolong pergi dari sini!” Pinta Yume. Sekarang hanya tertinggal setengan badan dan kepala dari Yume.
Tanpa pikir panjang Ardi mencium bibir Yume, ini adalah cimuman pertama Ardi dan Yume. Setelah menciumnya dalam waktu yang singkat Ardi sempat melihat tubuh Yume kembali lengkap namun, itu hanya sekejap. “Ardi, terimakasih. Sayounara (Selamat tinggal)!”
“Yume, YUME, YUMEEE . . . !” Tubuh Yume sudah lenyap seutuhnya, Yume pergi tepat di hadapan kekasihnya. Seketika Ardi tidak dapat menahan tubuhnya, dia terjatuh dan air mata membasahi pipinya.
“YUMEEEE. . . . !”
Setelah itu Ardi sukses pingsan di lapangan ini.
*******
Saat pagi sudah datang, “Yume, dimana Yume?” Dia reflek memanggil nama Yume. Sekarang Ardi berada di dalam kamarnya, “Kenapa bisa ada dikamar? Bukannya ada di lapangan?” Ardi sedikit bingung. “Apa semua hanya sebuah mimpi tapi, kejadian itu seperti nyata.”
Tiba-tiba, “Pagi Ardi, aku bawakan bubur untuk sarapan!” Yume masuk kekamarnya sambil membawa bubur. “Yu me ?” “Ada apa? Oia semalam aku yang menggendongmu dari lapangan sampai rumah, untung tetangga tidak ada yang melihat saat aku membawa kamu!” “Jadi, semalam itu bukan sebuah mimpi. Kalau begitu kenapa kamu bisa ada disini?” Ardi semakin bingung. “Jelas untuk meminta pertanggung jawaban kamu karena sudah menciumku. Sebagai gantinya aku mau hari ini kita jalan-jalan!” Pintanya. “Bukan begitu, maksudku bukankah malam itu kamu sudah menghilang?” “Ya aku memang sudah menghilang malam itu namun, aku bisa kembali lagi karena sesuatu yang tak pasti!” “Apa karena aku menciummu? Soalnya saat aku menciummu, tiba-tiba saja dalam waktu yang singkat aku sempat melihat semua bagian tubuhmu kembali lagi, apa memang karena ciuman kamu bisa tetap disini?” “Entahlah, yang pasti sekarang aku mau jalan-jalan, ajak aku ke tempat hiburan! Aku mau main!” “Tapi, nanti ya! Sekarang aku dalam kondisi bingung. Dan semua badan terasa sangat lemas,” “Ok, tetapi harus hari ini paling lambat kamu ngajak aku jam 1 nanti!” “Iya-iya, kamu sudah sarapan?” “Sudah, yaudah kamu sarapan dulu!” “Iya!”
Betapa kaget Ardi saat melihat Yume kembali lagi. Perasaan senang dan bingung menjadi satu. Sekarang Ardi sudah sangat yakin jika dia adalah Yume kekasihnya tetapi, Ardi masih bingung dengan apa yang sudah terjadi padanya, kenapa dia bisa kembali lagi ke dunia ini dan kenapa dia bisa menjadi seperti manusia normal? Semua pertanyaan itu masih belum bisa di jawab olehnya, mungkin dengan berjalannya waktu Ardi akan menemukan jawabannya.
********
Siang harinya Ardi sudah siap membawa Yume pergi ketaman hibuaran, entah berapa uang yang akan dia habiskan untuk memuaskan hati Yume. Ardi sangat khawatir akan kondisi keuangannya sejak Yume datang, karena dia harus membeli bahan makan lebih untuk dirinya dan Yume.
“Nanti jangan kebanyakan mainnya ya, soalnya uang ku tinggal sedikit!” Ardi mengingatkan. “Aku tau kok, yang penting aku mau naik itu!” Yume menunjuk ke Roller Coaster. “Apa kamu yakin?” Ardi sedikit takut karena dulu memiliki pengalaman pahit saat menaiki mainan itu. “Aku yakin, Ayuk!” Yume menarik tangan Ardi.
Saat sudah duduk di bangku, Ardi menyempatkan diri untuk berdoa agar pengalaman pahitnya tidak terulang lagi.
Roda-pun mulai berputar, dan di kecepatan maksimal saat menukik tajam Ardi tidak kuat lagi, dia pingsan.
*******
“Ardi . . . Ardi bangun!” Yume berusaha membangunkan Ardi. Mereka berada di ruang staff taman hiburan ini. “Eeeh . . . Kenapa kepala ku sangat pusing, sebenarnya apa yang terjadi dan dimana ini?” Tanya Ardi yang bingung dengan tempatnya berada. “Kita ada di ruang staff, tadi mereka membawamu kesini. Sudah 3 jam kamu pingsan. Aku sangat khawatir!” Ucap Yume sambil mengeluarkan air mata. “Sudah-sudah tidak perlu menangis lagi, aku tidak apa-apa!” “Kenapa kamu tidak bilang kalau takut naik permainan itu?” “Karena aku tidak ingin membuatmu kecewa,” “Kenapa kamu hanya memikirkan aku, seharusnya kamu juga memikirkan dirimu sendiri!” “Sudahlah, mumpung masih disini apa lagi yang kamu inginkan?” Tanya Ardi sambil mengusap kepala Yume. “Aku mau pulang aja! Kalau aku tau pergi ketampat ini akan membuatmu pingsan aku lebih memilih dirumah,” “Tidak perlu merasa bersalah, ini bukan salah mu! Yasudah kita pulang, tapi jangan nangis lagi ya!” “Iya.”
*******
Di perjalanan Ardi mendapat telfon dari salah satu teman kampusnya. Ardi di minta datang sekarang karena ada urusan yang penting.
“Hmmm kita ke kampus dulu ya, aku di panggil. Nanti kamu tunggu di kantin aja ya!” “Jangan lama-lama ya, soalnya aku paling benci di suruh nunggu lama!” “Aku tau itu, yasudah nanti kamu tunggu di kantin, kalau mau beli makanan beli aja, bilang nanti Ardi yang bayar!” “Sip.”
*******
Di kampus karena Yume tidak betah berada di satu tempat, dia pergi mengelilingi kampus dimana Ardi belajar. Dan, tanpa sengaja Yume melihat Ardi bersama seorang perempuan yang cukup cantik. Yume dapat mendengar apa yang mereka katakan karena Yume tepat di sebelah mereka, hanya terhalang tembok.
“Jadi untuk bahan presentasi, yasudah nanti aku kasih bahan yang cocok untukmu!” Kata Ardi. “Makasih, kamu memang baik. Enggak salah kalau aku milih kamu,” balas orang itu. “Apa maksudmu memilihku?” Tanya Ardi. “Tidak perlu pura-pura tidak tau maksudku. Sebenarnya aku tau dari saat masuk ke kampus kamu selalu memperhatikanku, bahkan jika tidak sengaja bertemu kamu melihatku dengan tatapan yang cukup tajam. Aku dapat menyimpulakan kalau kami cinta sama aku, maka dari itu aku mau kok jadi pacar kamu!” Ucapannya membuat Ardi kaget, dia benar-benar salah paham akan maksud Ardi memperhatikannya.
Di sisi lain Yume kaget saat mendengar hal ini, dia berfikir jika Ardi sudah mencintai wanita lain.
“Eeeh Fina, bukan begitu, hmmm gimana ya ngejelasinnya,” Ardi bingung harus menjelaskannya dari mana. “Sudah, enggak perlu malu-malu gitu, aku mau kok jadi pacar kamu. Berarti mulai hari ini kita jadian!” Wanita yang bernama Fina itu langsung memeluk Ardi dan Yume melihat apa yang dia lakukan pada Ardi. Seketika Yume pergi meninggalkan tempat ini, entah kemana dia akan pergi. Hatinya benar-benar hancur saat tau Ardi sudah mencintai wanita lain selain dirinya.
*******
Ardi kembali ke kantin, “Kemana Yume pergi?” “Maaf Pak, wanita yang tadi bersama saya disini pergi kemana ya?” Tanya Ardi pada penjaga kantin. “Oh, tadi dia pergi katanya sih mau keliling kampus,” “Makasih Pak!”
Ardi segera mencari Yume namun, sudah seluruh kampus dia cari dan Yume tidak di temukan. Ardi sudah bertanya pada beberapa orang dan hasilnya mereka tidak melihat Yume. “Apa jangan-jangan Yume telah menghilang seperti malam itu. Kalau begitu bagaimana ini?” Ardi mulai panik.
“Maaf ganggu, kalian lihat wanita menggunakan baju pink yang ada tulisan You and Me?” Tanya Ardi pada beberapa orang yang sedang ngobrol di depan pintu keluar. “Oh, tadi kalau tidak salah dia keluar kampus, lari sambil menangis, kayanya sih memang lagi nangis tapi, gatau juga.” “Apa benar dia menggunakan baju pink dan tulisannya You and Me?” “Iya, tadi baju pink. Tapi, kalau tulisan kurang jelas, karena di tutupin sama tangannya. Kalau enggak salah sih ada gambar love kecil di bajunya.” “Ah benar itu dia, terimakasih!”
Ardi langsung mencari Yume di luar kampus.
*******
“Tidak ku sangka Ardi sudah melupakan cintanya padaku. Padahal kemarin dia bilang bahwa dia masih mencintaiku tapi, kenapa dia malah mencintai wanita lain selain diriku?” Yume berbicara pada dirinya sendiri sambil berjalan tanpa tau arah dan tujuan.
“Benar juga, kenapa aku harus marah? Bukannya waktu itu aku menyuruhnya mencari cinta yang lain, berarti kalau begitu aku tidak perlu marah kan? Tapi, kenapa hatiku sangat sakit saat tau dia mencintai wanita lain, kenapa aku masih bisa merasakan rasa sakit ini padahal aku sudah mati?” Tanpa dia sadari, dari awal pergi meninggalkan kampus air mata terus keluar dan membasahi pipinya.
Yume terus berjalan sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Hingga pada akhirya Yume berhenti saat berada di atas jembatan. Dia memandangi sungai yang terlihat keruh, dia merasa keruhnya sungai sama seperti kondisi hatinya sekarang. Yume merasakan hal aneh, sepertinya dari tadi dia di ikuti oleh seseorang tapi, saat dia melihat kebelakang tidak ada siapa-siapa.
*******
“Yume, sebenarnya kamu ada dimana?” Ardi terus mencari tanpa henti, dia sudah mengelilingi jalanan di sekitar kampus dan juga pergi ke salah satu mall dekat kampus. Keberadaaan Yume selalu sulit untuk dia cari, seperti ada penghalang yang menghalangi Ardi untuk bertemu dengan Yume kalau sudah seperti ini. Ardi hampir menyerah untuk mencarinya karena dia berfikir mungkin Yume sudah menghilang seperti malam itu. Ardi akan menghentikan pencariannya tepat jam 7 malam. Dia akan terus mencari di daerah dekat kampus namun, kalau sudah jam 7 dia akan pulang karena mungkin Yume sudah tidak ada.
Jam sudah menunjukan pukul 18.30 dan Yume masih belum di temukan. Sebenarnya ada tempat yang ingin di datangi oleh Ardi namun, dia harus focus mencari Yume sampai batas waktu yang di tentukan.
Tepat pukul 19.00 Ardi pulang dan dia mungkin akan menangis menyesali apa yang sudah terjadi.
*******
“Kenapa harus seperti ini, kenapa aku harus meniggalkan dia di kampus sendiri? Seandainya aku ada pasti ada sesuatu yang bisa di lakukan agar dia tidak menghilang. Dan kenapa, kenapa dari tadi hati dan pikiran tertuju pada satu tempat, memang ada apa di tempat itu?” Ardi sangat kesal, dia merasa sangat bersalah karena meniggalkan Yume demi Fina.
Namun, tiba-tiba Ardi ingat sesuatu, saat dia sedang berbicara dengan Fna tepat di sebelah tembok dia berada ada suara seseorang lari saat Fina memeluknya, “Apa jangan-jangan orang yang berlari itu Yume, saat bertanya juga kata orang itu Yume berlari sambil menangis. Apa mungkin saat dia keliling kampus dia menemukanku dan Fina lalu Yume mendengarkan semua pembicaraanku. Kalau begini dia pasti salah sangka. Aku tidak menyukai Fina sedikit-pun, aku harus mencari Yume, mungkin aku tau dimana dia berada!” Ardi segera pergi kesebuah tempat yang cukup jauh dari rumahnya.
Dengan kecepatan penuh Ardi memacu mobilnya.
“Yume, tunggu aku!”
*******
Ardi sampai di tempat yang dia tuju, saat sampai disana dia melihat 3 buah mobil hitam. Dengan hati-hati Ardi masuk dan baru saja masuk Ardi sudah di sambut dengan lemparan pisau, beruntung lemparan itu meleset dari sasaran, Ardi selamat.
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Ardi. “Hei bocah, cepat pergi dari sini atau akan kami bunuh kau!” Kata salah satu orang yang ada. “Dimana Yume?” Tanya Ardi. “Oh, maksudmu wanita itu, dia akan kami jual. Tubuhnya yang seksi sangat mahal jika di jual. Apa kau ingin membelinya atau mengambilnya dengan paksa?” Tanya salah satu orang yang sepertinya dia bos-nya. “Cih, gua akan mengambilnya dengan paksa. Gua sudah menguasai Taijutsu (Bela diri jepang) dan Silat. Kalian tak ada apa-apa-nya di bandingkan dengan sampah!” Jawab Ardi sambil berlari ke-arah orang-orang itu. Mereka semua ada 15 orang dan Ardi hanya sendiri, mungkin Ardi tidak akan bisa keluar tanpa luka, pasti ada beberapa luka yang akan dia dapat, entah luka ringan atau berat.
Ardi langsung di halangi oleh 5 orang yang memegang pisau, “Cukup sampai disini bocah!” “DIAM KALIAN! YUME DIMANA KAU!”
Ardi dapat mengalahkan 5 orang itu dengan luka gores di pipi kirinya. Lalu 5 orang lagi maju menghalanginya dan 4 orang lainnya menggunakan pistol untuk menembak Ardi.
“Kalian tidak bisa menghentikan keinginnan gua apa-pun yang terjadi!”
Lagi-lagi Ardi mengalahkan 5 orang itu namun, tiba-tiba ada suara tembakan dan Paha kanan Ardi tertembak. Seketika dia berhenti berlari dan memegang kakinya. “Sial, kenapa harus menggunakan pistol, licik sekali!” Kata Ardi dalam hati. Lalu, dengan tidak sengaja Ardi melihat ke atas dan disana ada Yume yang sedang di kurung. Yume berada dalam kurungan besi tangan dan kaki di ikat lalu mata dan mulut di tutup rapat.
“Kurang ajar, lepaskan Yume!” Ardi sangat kesal. Namun, mereka tidak memperdulikan Ardi dan mereka kembali menembak Ardi di bagian jantungnya. “Arrgghh . . . Kurang ajar! Akan ku bunuh kalian!” Setelah itu Ardi terjatuh.
Yume yang tau Ardi tidak bersuara lagi setelah ada suara tembakan, dia sangat marah. Tiba-tiba rantai yang mengikat tangan dan kakinya dia hancurkan. Yume bukanlah manusia lagi, sudah tidak ada batasan lagi baginya. Manusia normal hanya bisa menggunakan kekuatan ototnya sekitar 20-30% namun, Yume bisa menggunakannya hingga 100% karena dia bukan manusia lagi.
Setelah rantai tangan dan kaki hancur dia membengkokkan besi yang mengurungnya lalu melompat untuk melindungi Ardi.
“Kalian akan ku bunuh, berani melukai Ardi sampai seperti ini, akan ku bunuh kalian semua!” Kata Yume yang terlihat sangat marah.
“BOS, dia bukan manusia! Bagaimana mungkin dia bisa menghancurkan rantai dan membengkokkan besi itu? Apa yang harus kita lakukan padanya?” Tanya salah satu anak buah bos itu. “Bunuh saja wanita itu, dia sudah tidak di perlukan lagi!” Perintahnya.
Yume di tembak berkali-kali tapi Yume bisa menghindar dengan mudah dari tembakan itu. Larinya lebih cepat dari manusia normal dan saat melompat, lompatannya sangat tinggi.
“Bos dia bukan manusia, lebih baik kita pergi!” Saran anak buahnya. “Kau benar, lebih baik kita pergi dari sini. Ayo mundur!”
Yume tidak membiarkan mereka kabur, Yume melompat dan langsung ada di depan mereka lalu dengan kekuatan supernya Yume menendang salah satu anak buah itu. Yang terkena tendangan itu perutnya bolong tertembus kaki Yume. Seketika bos itu langsung terjatuh, dia benar-benar takut saat melihat tendangan Yume yang bagaikan sebuah pisau.
Yume membunuh mereka semua dan membawa Ardi pergi dari tempat ini. Nadinya masih terasa tapi sangat lemah.
Dengan kecepatan penuh Yume memacu mobil Ardi dan dalam waktu 20 menit Yume berhasil sampai di salah satu rumah sakit terdekat. Ardi segera masuk ruang ICU, dia benar-benar akan mati jika tidak di tangani dengan cepat.
*******
13 jam kemudia dokter keluar dari ruang operasi, beruntung yang terkena tembakan adalah arterinya, jadi Ardi masih bisa selamat.
Yume sudah sangat khawatir dengan keadaan Ardi, bahkan dia menunggu Ardi selama 13 jam tanpa makan dan minum.
Saat Yume di bolehkan masuk, dia melihat Ardi tertidur dengan senyum di wajahnya. Namun, tiba-tiba saja tubuh Yume mulai menghilang untuk yang kedua kalinya. Kali ini Ardi tidak akan bisa membantunya lagi, Yume melihat kearah Ardi dengan penuh kesedihan. Mereka akan segera berpisah, kali ini mungkin Ardi akan merasa sangat terpukul karena Yume menghilang saat dia tidak sadarkan diri.
“Ardi, sepertinya waktu ku sudah habis. Kamu jangan sedih ya kalau aku sudah tidak ada lagi! Jujur aku sangat mencintaimu dan sangat menyayangimu. Seandainya ada kesempatan kedua untukku agar tetap hidup, pasti kesempatan itu tidak akan ku biarkan begitu saja. Aku pasti akan mendengarkan semua kata-katamu, karena itulah yang terbaik. Ardi, aku belum mau meninggalkanmu, aku masih ingin terus bersamamu, Ardi bangun, aku mohon! Aku belum ingin semua ini berakhir begitu saja, setidaknya biarkan aku meminta maaf padamu karena selalu mengabaikan nasihatmu. Di bangun Di!” Tubuh Yume hanya tinggal badan, kepala, dan tangan kanannya. Kali ini tubuhnya menghilang lebih cepat dari yang dia kira.
Air mata Yume berubah menjadi air mata darah, entah apa yang terjadi sampai-sampai darah keluar dari matanya.
Memandangi Ardi adalah hal yang bisa dia lakukan, dengan senyum di wajah dan air mata darahnya Yume akan mengingalkan Ardi sendiri disini.
Dengan kesedihan mendalam Yume berkata.
“Hidamari no naka futari narande. Te to te tsunai de futto warai ate. Sonna nande mo nai koto sae mo. Kimi ga ireba tokubetsu dakara (Di bawah tempat dihujani sinar matahari kita berdua berdampingan. Tangan dengan tangan bergandengan tanpa diduga kita tertawa. Bahkan pada hal yang tidak penting itu. Karena ada denganmu itu merupakan hal yang istimewa).
Chika sugiru to tama ni wasureteru. Shirazu shirazu no uchi ni. Wagamama itte shimau noni. Yasashiku tsutsunde kureru (Terkadang aku lupa dengan kedekatan yang sangat. Selagi tidak disadari. Aku jadi mengucapkan sesuatu yang egois meskipun begitu. Kau menyelimutiku dengan lemah lembut).
Yorukaze ga sukoshi tsumetaku natte. Sotto kakete kureta JAKE-TO. Kimi no kaori ni tsutsumare nagara. Zutto yasashii yume wo mitetai (Angin malam menjadi sedikit dingin. Perlahan-lahan kau memakaikanku jaketmu. Sambil aku diselimuti oleh wangimu. Aku ingin selalu melihat mimpi yang lemah lembut itu),
Shiawase sugiru to kowaku natte. Tashikame takute. Kono sora ni yorisou hoshi mitai ni. Kienai youni (Aku menjadi takut dan aku yang sangat bahagia . Aku ingin memastikannya. Seperti bintang-bintang yang saling merapat di langit ini. Semoga ia tidak akan pernah hilang).
Kokoro wa zutto kawaranai (Hati ini tidak pernah berubah selamanya).
Kono mama de toki ga tomaru nara. Futari de mitsumete itai. Kono keshiki hyakunen saki mo zutto. Eien ni kawaranai youni (Jika waktu berhenti dengan keadaan seperti ini. Aku ingin kita berdua saling berpandangan. Selamanya pemandangan ini bahkan seratus tahun ke depan. Semoga ini tidak akan pernah berubah selamanya).
Eien ni kawaranai (Tidak pernah berubah selamanya).” Yume mangatakan itu sambil mengingat masa-masa saat bersama Ardi.
Sebelum Yume pergi, dia ingin memberi kenangan terakhir untuk Ardi. Yume menciumnya dan meletakkan secarik kertas di genggaman tangan Ardi, “Sayounara anata! (Selamat tinggal sayang!)” Yume menghilang.
Tak lama setelah Yume menghilang Ardi bangun, saat dia bangun di tangannya ada secarik kertas dan tertulis nama Yume disana.
Isi kertasnya, “Gomen ne, gomen ne, gomen ne (Maafkan aku 3x). Watashi zutto soba ni iru (Aku selalu ada di sisimu), Sayounara (Selamat tinggal)!” Ardi yang membaca isi kertas itu segera tau apa maksudnya.
“Ini pasti bohongkan? Ini pasti bohong! Yume, dia pasti masih ada disini, aku harus mencarinya lagi! Aku belum sempat menjelaskan kejadian saat di kampus, aku harus mencarinya!” Baru saja tersadar Ardi sudah tertekan.
“Yume! Sayounara wa kesshite iwanaide, ore no hanbu wa kimi dakara! (Yume! Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal, karena separuh aku dirimu!)” Setelah berkata itu Ardi pingsan. Kondisinya menjadi semakin buruk. Saat di check Ardi mengalami kelelahan yang teramat sangat, “Padahal dia baru saja bangun, jadi sangat tidak mungkin dia mengalami kelelahan yang seperti ini?” Kata dokter yang memeriksa Ardi, dokter itu sangat bingung kenapa pasiennya bisa seperti ini.
Orang tua Ardi datang untuk menjenguk anaknya. Yume sempat menelfon orang tua Ardi saat sampai di rumah sakit.
“Ya ampun, Ardi kenapa bisa seperti ini? Siapa yang melakukan ini padamu nak?” Ibunya sangat terpukul saat mengetahui keadaan anaknya.
*******
Sudah 3 hari sejak Ardi di rawat, tepat di hari ketiga saat tengah malam. Ardi terbangun, dia melihat Ayahnya ada di sini. Dia keluar dari rumah sakit dan melepas semua yang melekat pada tubuhnya. Ardi merasakan sesuatu dan itu membuatnya terbangun. Walau jalannya masih sedikit pincang, Ardi tidak menyerah. Dia merasa harus pergi kesuatu tempat yang sangat penting. Yang Ardi rasakan sama seperti saat Yume di culik.
Karena sudah malam Ardi tidak menemukan kendaraan yang bisa mengantarnya kesana. Dengan berjalan secara perlahan akhirnya Ardi sampai di tempat yang dia tuju. Di sebuah jembatan ada seorang wanita sedang melihat kearah sungai. Ardi mendekati wanita itu, dan saat dia tepat di sebelahnya, “Yume!” Sontak wanita itu mengengok saat namanya di panggil, “Ardi, kenapa kamu ada disini?” Tanya Yume yang ternyata kembali lagi. “Kamu kemana saja, dan kenapa waktu itu kamu mengatakan selamat tinggal padaku? Apa kamu tidak tau, saat aku membaca surat itu hati ini sangat sakit. Rasanya hidupku sudah tidak ada Artinya lagi saat kamu meninggalkanku. Jadi, mulai detik ini kamu tidak boleh jauh-jauh dariku!” Kata Ardi sambil memandang Yume dengan tatapan lembut.
“Aku juga tidak mau meninggalkanmu, tapi saat itu tiba-tiba saja kondisi ku kembali seperti ini menghilang. Tapi, entah kenapa aku muncul lagi. Jadi, aku malu kalau harus bertemu kamu lagi setelah mengucapkan selamat tinggal. Lagi pula kamu juga sudah punya penggantiku kan! Sekarang kamu sudah tidak perlu memikirkanku lagi, sebentar lagi juga aku akan menghilang untuk selama-lamanya, kali ini aku yakin akan menghilang asalkan kamu tidak ada di dekatku!” Balas Yume.
“Sejak kapan aku punya penggantimu? Dia bukan penggantimu, aku tidak mencintainya. Aku juga sudah menjelaskan padanya jika aku tidak menyukainya. Sebenarnya waktu itu aku ingin menjelaskan padamu tentang kejadian di kampus, tapi pada nyatanya aku malah tertembak dan tidak bisa menceritakannya. Aku juga tidak tau siapa yang telah menyelamatkanku. Jadi, intinya hanya ada 2 wanita yang aku cintainya didunia ini. Pertama Ibuku dan kedua adalah kamu. Sekarang tidak perlu cemburu lagi, karena cinta ini sudah kamu pegang sepenuhnya!” Jelas Ardi.
“Jadi, kamu tidak mencintai wanita itu? 1 lagi, kenapa kamu bisa tau kalau aku di sini dan waktu itu juga kenapa kamu bisa tau kalau aku ada di tempat itu?” Tanya Yume. “Tentu saja aku tidak mencintainya. Kalau kamu pernasaran kenapa aku selalu bisa menemukanmu, jawabannya hanya satu. Karena hati kita sudah terhubung satu sama lain. Kemana-pun kamu pergi aku pasti tau!” Jawab Ardi sambil tersenyum.
Setelah itu Ardi mendekat, dan dia mencium Yume sebagai tanda bahwa dia adalah wanita kedua yang sangat Ardi cintai.
Setelah itu, tiba-tiba saja Ardi memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Seketika Yume menjadi sangat panik. Bukan hanya dari mulut, tapi dari matanya juga mengeluarkan darah.
Ardi menahan semua rasa sakit itu tanpa berteriak sedikit-pun. Yume segera mengangkat Ardi dan membawanya ke rumah sakit. Yume berlari secepat yang dia bisa.
“Ardi, ku mohon bertahanlah!” Pinta Yume.
Sesampainya di rumah sakit, Yume baru sadar jika Ardi sudah tidak bernafas. Seketika tubuh Yume sangat lemas, dia bahkan hampir tidak bisa bergerak.
Jadi selama ini Yume hidup dengan mengambil sisa dari umur Ardi. Semakin lama Yume dengan Ardi maka umur Ardi akan semakin pendek. Dan, jika Yume berada jauh dari Ardi, tanpa dia sadari Yume sudah menarik lebih banyak sisa umur dari Ardi, itulah yang menyebabkan Yume menghilang. Karena jika Yume jauh dari Ardi maka umur Ardi akan terpotong sangat banyak, dan untuk menghindari kematian, Yume menghilang agar Ardi tetap bertahan hidup. Namun, semua itu bisa di batalkan jika Ardi mencium Yume atau Yume yang mencium Ardi. Dengan begitu Ardi rela umurnya terpotong lebih banyak agar Yume bisa kembali ke dunia ini. Intinya, Yume hidup dengan memakan sisa umur dari Ardi, itulah sebabnya setelah mencium Yume Ardi pingsan, bahkan saat di rumah sakit saat Yume mencium Ardi. Tak lama setelah sadar Ardi kembali pingsan, dan yang di jembatan. Itu sudah menjadi batas dari umurnya, jika dia mencium Yume lagi, maka dia akan mati.
Saat Yume tiba di rumah sakit, disana sangat sepi bahkan satpam dan yang lainnya tidak ada. “Kenapa aku tidak bisa bergerak sedikit-pun?” Yume bingung karena tidak bisa bergerak, Ardi yang dia bawa terjatuh dan Yume juga terjatuh. Dan lama-kelamaan dia tidak merasakan kaki, tangan, dan badannya. Saat dia sadar ternyata hanya tinggal leher dan kepala yang ada, sisanya sudah menghilang. “Kenapa harus seperti ini? Ardi harus cepat di tolong, dia pasti masih memiliki kesempatan untuk hidup. Ayolah kembalikan semua tubuhku! Aku tidak ingin Ardi meninggal, aku ingin Ardi tetap hidup. Ku mohon kembalikan sisa tubuhku agar aku bisa menolongnya!” Permintaan yang sia-sia dari Yume. Sebentar lagi Yume akan menyusul Ardi. Kali ini Yume akan benar-benar menghilang dari dunia ini, tapi kali ini juga dia tidak sendirian.
*******
“Huuuh . . . Huuuuh . . . .” Ardi terbangun. “Kenapa aku ada di kamar? Inikan rumah Ayah, bukankah aku sudah pindah dari sini?” Ardi bingung dengan keadaannya. Namun, saat melihat kalender, “Apa-apaan ini? Kenapa kalender berjalan mundur ke 4 bulan yang lalu? Sebenarnya apa yang telah terjadi?” Dia benar-benar bingung dengan keadaannya.
“Ardi, cepat bangun dan siap-siap untuk pindah besok!” Suara Ibunya terdengar.
“Pindah, siap-siap? Apa jangan-jangan yang selama ini . . . ,” Ardi segera menelfon Yume.
Tak lama panggilannya di jawab, “Yume, yume ini benar kamu kan yang ngangkat telfon?” Tanya Ardi dengan nada panik. “Ini benar Ardi? Ini Ardi bukan?” Yume tidak kalah panik. Seketika Ardi dan Yume terdiam.
“Yume, kamu belum naik pesawat kan?” Tanya Ardi untuk memastikan. “Belum, aku masih di rumah. Kamu belum pindah kan?” Tanya Yume. “Aku masih di rumah. Jadi kenapa kamu nanya gitu?” “Aku juga mau nanya, kenapa kamu bertanya seperti itu?”
Mereka berdua bingung dengan apa yang sudah terjadi, bagi mereka itu terasa sangat nyata.
“Yume, jangan tinggalkan aku! Aku sangat mencintaimu, jangan tinggalkan aku!” Kata Ardi dengan mata berkaca-kaca. “Aku juga, aku juga mau minta maaf. Maaf karena selalu mengabaikan nasihatmu, aku janji mulai sekarang aku tidak akan pernah mengabaikan nasihatmu, aku akan menuruti semua perkataanmu. Aku, aku juga tidak ingin kamu pergi! Aku sangat mencintaimu!” Balas Yume yang sambil menangis. “Aku akan membatalkan kuliah di tempat itu, aku akan kuliah disini jadi aku mohon kamu juga jangan pergi!” Pinta Ardi. “Iya, aku juga akan membatalkan semuanya. Aku akan kuliah disini. Di, aku kangen!” “Ya, entah kenapa kau juga sangat merindukanmu. Mulai detik ini kita harus menjadi lebih dewasa dalam menghadapi setiap masalah. Kita tidak boleh seperti anak kecil lagi! Sekarang aku mau kerumahmu, tunggu aku disana!” “Sekarang kita sudah mulai beranjak dewasa, jadi kita tidak boleh seperti anak kecil lagi. Aku tunggu kamu dirumah!” Balas Yume.
Setelah telfon di matikan Ardi mandi dan siap-siap bertemu dengan salah satu orang yang sangat penting baginya.
*******
Pada dasarnya Yume dan Ardi mendapatkan mimpi yang sama. Mimpi mereka saling terhubung satu sama lain.
Mimpi-pun sudah berakhir, mereka kembali pada kehidupan yang sesungguhnya dan memulainya kembali. Kali ini, mereka berjanji akan menjadi lebih dewasa dalam menghadapi setiap masalah, terutama dalam menghadapi masalah cinta yang sangat mudah hancur.
Mimpi itu sudah membawa hati Yume dan Ardi kembali pada keadaan yang seharusnya. Berkat mimpi itu mereka bisa kembali bersama dan memulai lembar baru yang lebih indah dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar