Sabtu, 19 Desember 2015

PROFIL WIRAUSAHA SUKSES




Filsa Budi Ambia, berjaya dengan kepiting Kalimantan Timur. (Foto: Detik Finance)
Hari itu, sekitar Februari 2013 Filsa Budi Ambia, 27, tercenung. Uang ditangan tersisa Rp100 ribu, sisa hasil menggadaikan cincin, sementara anaknya menangis minta susu. Apa yang ia lakukan? Dengan modal Rp75.000 ia memulai bisnis peyek yang kini beromzet Rp165 juta per bulan. Bagaimana kisahnya?
Kilas balik hidup Filsa memang penuh perjuangan. Tahun 2007 ia merantau ke Balikpapan, lalu bekerja serabutan antara lain menjadi sopir di perusahaan tambang. Karena gajinya tidak cukup untuk biaya hidup, Filsa memutuskan mengundurkan diri ditahun 2010. Ia kemudian memutuskan untuk memulai usaha kecil-kecilan.
Filsa lalu buka usaha ayam goreng, namun kemudian bangkrut. Berbagai usaha dicoba, termasuk mencoba berbisnis martabak mini franchise. Usaha ini  sempat berkembang sampai memiliki 35 cabang. Namun nasib baik ternyata belum perpihak pada Filsa. Usaha franchisenya juga bangkrut ditahun 2012. Bahkan Filsa mengaku sempat tertipu investasi gadungan senilai Rp 120 juta dan punya utang banyak. Sementara waktu itu Filsa sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Ketika ia berada di posisi terpuruk, Filsa kepikiran untuk berjualan peyek. Ia membeli 1 kg daging kepiting lalu diolah sehingga menjadi 20 pcs peyek. Tak diduga peyek buatannya laris terjual dan menghasilkan Rp150 ribu. Pesanan lain berdatangan. Dari situlah awal kebangkitan seorang Filsa hingga kini menjadi seorang wirausahawan yang berhasil.
Lalu kenapa kepiting, bukan yang lain? Mengapa peyek?
Pria asal Banyumas ini ternyata melihat potensi kepiting yang banyak tersedia di Kalimantan Timur. Ia memilih peyek karena ia paham cara pembuatannya. Lagipula Filsa ingin peyek dikenal lebih luas segala kalangan.
“Saya ingin peyek ini naik kelas. Lalu saya pikir nilai tambahnya apa, dengan kemasan biasa tentu nggak cocok. Di Kalimantan itu banyak kepiting, saya pikir tes dulu, lalu penggunaan bumbu saya akurasi dan dikemas menarik lalu diberi ke teman-teman,” kata Filsa sebagaimana dilansir Detik Finance.
Filsa kemudian mengembangkan usahanya dan memberikan sentuhan profesional antara lain dengan kemasan yang baik. Bahan bakunya saat ini sudah mencapai 40 kg untuk menghasilkan sekitar 2.000 pcs peyek per hari. Usaha Filsa juga telah membuka peluang kerja bagi setidaknya 21 pegawainya.
Soal pemasaran, Filsa menyalurkan produknya melalui toko oleh-oleh, ritel modern seperti hipermarket di Kalimantan Timur. Ia juga menjalin kerjasama distribusi ke mitra usaha di Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Sulawesi. Ekspansi pastilah sudah dalam benaknya untuk menjemput keberhasilan demi keberhasilan.
Melihat kisah hidup yang penuh warna dan perjuangan, tidak heran bila Filsa termasuk salah satu finalis dalam acara tahunan Wirausaha Mandiri 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar